Jumat, 06 Juni 2014

Zionis Kewalahan, Aksi Mogok Makan Tahanan Palestina Kian Meluas


Zionis Kewalahan, Aksi Mogok Makan Tahanan Palestina Kian MeluasSekitar 70 tahanan Palestina yang melakukan aksi mogok makn selama lima minggu demi memprotes rezim zionis yang menahan mereka tanpa tuduhan atau proses pengadilan telah dirawat di rumah sakit, demikian diumumkan Layanan Penjara "Israel" (IPS) pada Rabu kemarin (28/5), lapor New York Times. 

Belum jelas, di mana rumah sakit tempat para tahanan yang mogok makan itu dilarikan berada. 

Menurut organisasi hak-hak tahanan Palestina, Addameer, pemogok makan memboikot klinik, "Menuduh para dokter penjara bersekongkol dengan IPS untuk meghentikan pemogokan mereka." 

Issa Qaraqe, menteri zionis urusan tahanan untuk Otoritas Palestina, dilaporkan telah mengatakan pada radio Voice of Palestina bahwa kesehatan para tahanan memburuk dengan cepat. "Sebagian besar muntah darah dan pingsan," katanya. "Mereka tidak dapat berjalan, mereka mengalami rasa sakit yang mengerikan. Kami kuatir beberapa di antaranya akan tewas jika situasi terus berlanjut." 

Ratusan tahanan Palestina yang berpartisipasi dalam aksi mogok makan terhadap praktik luas "penahanan administratif" rezim zionis, di mana negara ilegal itu menahan orang-orang tanpa tuduhan atau proses pengadilan berdasarkan "bukti" yang dirahasiakan dari para narapidna dan pengacara. Penahanan tersebut dapat diperpanjang tanpa batas waktu, dan beberapa warga Palestina telah mendekam di penjara selama lebih dari satu dekade di bawah status ini. 

Kalangan kritikus menuduh bahwa penahanan administratif merupakan bagian dari strategi luas untuk melemahkan gerakan Palestina dan selanjutnya mencabik-cabik ikatan sosial mereka. "Penahanan administratif biasanya digunakan terhadap warga Palestina yang memprotes apartheid 'Israel'," kata Rama Kudaimi dari Campaign to End the Israeli Occupation (Kampanye Mengakhiri Pendudukan "Israel") asal AS kepada Common Dreams. "'Israel' mengepung para aktivis, menahan mereka selama beberapa bulan, dan dapat memperbaharui penahanan serta membekuk mereka tanpa batas." 

Aksi mogok makan dimulai pada 24 April saat nyaris 100 tahanan, termasuk banyak di antaranya yang ditahan di bawah penahanan administratif, memulai aksi mogok makan di sejumlah penjara. Menurut sepucuk surat kepada PBB, yang ditulis 18 organisasi hak asasi manusia Palestina, para pemogok makan itu mengalami pembalasan atas protes mereka, termasuk isolasi, transfer, razia, penolakan kunjungan, dan pembatasan penasihat hukum. Meskipun diganjar hukuman semacam itu, aksi mogok makan telah menyebar ke penjara lain. 

Protes itu menyusul aksi mogok makan massal pada 2.012 yang dilancarkan para tahanan Palestina, yang memaksa pemerintah "Israel" setuju untuk membatasi penggunaan penahanan administratif. Namun, menurut Addameer, pada April 2014, sebanyak 5265 warga Palestina ditahan di penjara-penjara "Israel", di mana 186 di antaranya ditahan di bawah penahanan administratif.

0 komentar:

Posting Komentar