Selasa, 10 Juni 2014

Hassan Rohani: “Syiah dan Sunni Adalah Nikmat Besar”



Presiden Iran, Hujjatul Islam Wal Muslimin, Dr.Hasan Rohani dalam pidato dihadapan ribuan masyarakat Iran di propinsi Sistan-Baluchestan mengatakan: “Syiah dan Sunni adalah nikmat besar yang harus kita syukuri. 

Menurutnya, perbedaan diantara kedua mahzab Islam ini terlalu sedikit dibanding dengan persamaan yang ada. Perbedaan dan keberagaman adalah kewajaran, sedangkan perselisihan dan pertengkaran merupakan keburukan.

Pidato itu disampaikan Rohani dalam kunjungannya ke provinsi Sistan-Baluchestan, pada Selasa, 15/04/14.

Sebelumnya, menurut laporan media setempat, Presiden Iran menggelar pertemuan dan ramah tamah dengan para tokoh dan ulama Sunni setempat.

Propinsi Sistan-Baluchestan merupakan wilayah mayoritas berpenduduk muslim Sunni di Iran. 

Berikut ini adalah transkrip ringkasan pidato Hassan Rohani yang sangat sejuk dan bersahabat yang ditayangkan langsung oleh TV Chanel Berita, IRINN pada waktu yang sama.

“Islam bukan sekedar ibadah ritual, namun sebagai agama yang melahirkan peradaban, perubahan dan kekuatan besar. Hal ini menjadi hantu bagi musuh-musuh Islam, sehingga mereka mengerahkan segenap tenaga guna menghambat lahirnya kekuatan dan peradaban Islam. Perpecahan, pertengkaran dan perselisihan yang melanda umat muslim merupakan seperangkat alat yang digunakan oleh musuh Islam guna menghancurkan agama suci ini dari tubuhnya. 

"Saya yakin, dimana terdapat perpecahan dan perselisihan dalam kubu muslimin, maka disitu pasti terdapat campur tangan asing. Karena pada dasarnya Islam adalah agama yang memegang teguh nilai-nilai persaudaraan dan persatuan. Adanya mazhab Syiah dan mazhab Sunni tidak boleh menjadi alasan timbulnya perpecahan dan perselisihan diantara keduanya. Keberagaman adalah keindahan. 

"Syiah dan Sunni adalah nikmat besar yang harus kita syukuri. Perbedaan diantara kedua mahzab Islam itu terlalu sedikit dibanding dengan persamaan yang ada. Perbedaan dan keberagaman adalah kewajaran, sedangkan perselisihan dan pertengkaran merupakan keburukan. Oleh karenanya Syiah dan Sunni harus mampu bergandengan tangan.

“Seandainya Nabi saw berada di tengah kita saat ini, maka beliau pasti akan menyeru kepada persatuan, persahabatan dan solidaritas umat muslim. Dan Alhamdulillah, di Negara kita (Iran) terjalin hubungan harmonis antara ulama Syiah dan ulama Sunni, serta solidaritas dan persahabatan antara warga Syiah dan Sunni. Ini adalah nikmat besar yang harus kita syukuri.

“Dalam pandangan saya, seorang Syiah yang memberi salam kepada seorang Sunni, pahalanya di sisi Allah lebih besar daripada memberi salam kepada sesama Syiah, dan sebaliknya. Karena hal ini mengantarkan kepada kondisi persahabatan, persatuan dan solidaritas lintas mazhab.

“Kita harus sadari bahwa saat ini bukan zamannya lagi bagi kita (Sunni dan Syiah) untuk menghabiskan waktu untuk perdebatan dan perselisihan terkait perbedaan-perbedaan kecil dan furuiyah (cabang) yang ada pada kedua mazhab besar ini. Namun, yang menjadi keharusan bagi kita adalah kesadaran akan adanya musuh yang berusaha menghanguskan prinsip-prinsip Islam. Musuh kita adalah musuh bersama. Maka wajib bagi kita berjalan beriringan seraya bergandengan tangan untuk menghadapi musuh yang hendak menghanguskan inti dan prinsip Islam itu sendiri.

“Sebagaimana sebuah keluarga yang terdapat perbedaan dan ragam pandangan diantara anggotanya, tatkala terdapat pihak luar yang ingin menghancurkan keluarga itu, maka segenap anggota keluarga akan merapikan barisannya guna menghadapi pihak luar tersebut. Seolah-olah perbedaan dan ragam pandangan diantaranya sirna.

0 komentar:

Posting Komentar