Timur Tengah di ambang perang sektarian lebih luas lagi yang saat ini melanda Irak dan Suriah melalui tangan-tangan teroris radikal (Takfiri) yang secara ceroboh gemar melakukan penculikan, penyiksaan dan pembunuhan warga sipil, demikian kata penyelidik hak asasi manusia PBB.
Takfiri yang menyebut dirinya sebagai Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) telah menggerakkan tentaranya ke Baghdad dan mengambil bagian utara Irak dalam seminggu terakhir, berusaha menghubungkan balutan besar wilayah yang sebelumnya di Suriah timur selama perang saudara.
"Kami memperkirakan waktu yang lama adanya bahaya melebar yang akan terjadi dua arah, yang sekarang melebar di regional," kata Vitit Muntarbhorn, ahli hukum internasional anggota tim penyelidikan. "Kami mungkin di puncak perang regional, dan itu adalah sesuatu yang sangat kita prihatinkan," demikian melansir laporan al-Alam, Rabu, 18/06/14.
Kepala HAM PBB Navi Pillay pada Senin kemarin juga mengatakan, teroris ISIS di Irak utara telah hampir pasti melakukan kejahatan perang dengan mengeksekusi ratusan orang non-kombatan selama lima hari terakhir.
Sebuah laporan yang diungkap pada Selasa, 17/06/14, ke Dewan HAM PBB mengatakan, elemen-elemen asing dan dana ditumpahkan ke Suriah, di mana faksi teroris termasuk ISIS secara ceroboh memasang warga sipil di zona yang mereka kuasai sebagai tameng.
"Sebuah perang regional di Timur Tengah semakin dekat. Perang di negara tetangga Irak akan berdampak kekerasan di Suriah," kata laporan itu.
"Semakin banyak kombatan radikal menargetkan tidak hanya masyarakat Sunni di bawah kendali mereka, tetapi juga masyarakat minoritas termasuk Syiah, Alawi, Kristen, Armenia, Druze dan Kurdi," katanya.
Laporan itu juga menjelaskan, ISIS menculik hampir 200 warga sipil Kurdi dalam serangan di kota Aleppo pada bulan Mei lalu.
Muntarbhorn lebih lanjut mengatakan ISIS juga bentrok dengan kelompok militan (Takfiri) lainnya di Suriah termasuk juga memerangi pemerintah.
"ISIS telah menunjukkan dirinya untuk mengipasi api sektarianisme, baik di Irak dan Suriah. Setiap usaha penguatan posisi mereka, selalu menimbulkan keprihatinan besar," tambah laporan itu.
Setidaknya 160.000 orang tewas dalam konflik di Suriah yang dimulai pada tahun 2011.
Takfiri yang menyebut dirinya sebagai Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) telah menggerakkan tentaranya ke Baghdad dan mengambil bagian utara Irak dalam seminggu terakhir, berusaha menghubungkan balutan besar wilayah yang sebelumnya di Suriah timur selama perang saudara.
"Kami memperkirakan waktu yang lama adanya bahaya melebar yang akan terjadi dua arah, yang sekarang melebar di regional," kata Vitit Muntarbhorn, ahli hukum internasional anggota tim penyelidikan. "Kami mungkin di puncak perang regional, dan itu adalah sesuatu yang sangat kita prihatinkan," demikian melansir laporan al-Alam, Rabu, 18/06/14.
Kepala HAM PBB Navi Pillay pada Senin kemarin juga mengatakan, teroris ISIS di Irak utara telah hampir pasti melakukan kejahatan perang dengan mengeksekusi ratusan orang non-kombatan selama lima hari terakhir.
Sebuah laporan yang diungkap pada Selasa, 17/06/14, ke Dewan HAM PBB mengatakan, elemen-elemen asing dan dana ditumpahkan ke Suriah, di mana faksi teroris termasuk ISIS secara ceroboh memasang warga sipil di zona yang mereka kuasai sebagai tameng.
"Sebuah perang regional di Timur Tengah semakin dekat. Perang di negara tetangga Irak akan berdampak kekerasan di Suriah," kata laporan itu.
"Semakin banyak kombatan radikal menargetkan tidak hanya masyarakat Sunni di bawah kendali mereka, tetapi juga masyarakat minoritas termasuk Syiah, Alawi, Kristen, Armenia, Druze dan Kurdi," katanya.
Laporan itu juga menjelaskan, ISIS menculik hampir 200 warga sipil Kurdi dalam serangan di kota Aleppo pada bulan Mei lalu.
Muntarbhorn lebih lanjut mengatakan ISIS juga bentrok dengan kelompok militan (Takfiri) lainnya di Suriah termasuk juga memerangi pemerintah.
"ISIS telah menunjukkan dirinya untuk mengipasi api sektarianisme, baik di Irak dan Suriah. Setiap usaha penguatan posisi mereka, selalu menimbulkan keprihatinan besar," tambah laporan itu.
Setidaknya 160.000 orang tewas dalam konflik di Suriah yang dimulai pada tahun 2011.
0 komentar:
Posting Komentar