Kamis, 23 Oktober 2014

Nasib Peng-kafir Syiah Sampang


Noer Tjahja, aktor pengusiran Syiah Sampang (Sumber gambar: Kompas)

Situs Republika kemarin, Senin (13/10) memuat berita tentang penahanan mantan Bupati Sampang, Madura, Jawa Timur di Rutan Salemba, Cabang Kejagung. Noer Tjahja ditahan beserta dua tersangka lainnya dalam kasus dugaan korupsi proyek pengelolaan alokasi gas di Kabupaten Sampang tahun 2010-2012.

Penahanan aktor politik dan intelektual di balik pengusiran warga Syiah Sampang ini dilakukan oleh Kejakgung setelah pihak penyidik tindak pidana khusus melakukan pemeriksaan intensif. Dua tersangka lainnya yang ditahan adalah Hari Oetomo dan Muhaimin, Direktur Utama dan Direktur PT Sampang Mandiri Perkasa.

Ketiganya keluar dari Gedung Bundar Kejaksaan Agung sekitar pukul 19.00 WIB. Mereka langsung dibawa ke Rutan Salemba Cabang Kejaksaan Agung dengan menggunakan kendaraan roda empat B 1492 WQ.

Hari Oetomo dan Muhaimin keluar lebih dulu, kemudian dilanjutkan oleh Noer Tjahja. Noer tidak memberikan keterangan apa pun meski wartawan terus mencecar dengan sejumlah pertanyaan. Mereka langsung masuk ke dalam mobil tahanan dengan duduk di jok belakang.

"Penyidik sudah memberitahukan kepada saya, ketiga tersangka tersebut dilakukan penahanan," ujar Jaksa Agung Muda Pidana Khusus R Widyo Pramono di Gedung Bundar, Kejaksaan Agung, Senin (13/9).

Noer Tjahja ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan Surat Perintah Penyidikan Nomor: Print-06/F.2/Fd.1/01/2014, tanggal 13 Januari 2014. Dalam kasus tersebut, Noer Tjahja berperan menunjuk PT Sampang Mandiri Perkasa sebagai pengelola alokasi gas Pemkab Sampang. 

Padahal, PT Sampang Mandiri Perkasa bukanlah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Akibat kasus tersebut, negara mengalami kerugian sebesar Rp 16 miliar.

Orang-orang Syiah mendengar berita ini dalam suasana memperingati hari raya Al-Ghadir, hari yang memperingati pengangkatan Imam Ali bin Abi Thalib sebagai wali kaum Muslimin oleh Nabi pada haji wada (haji terakhir beliau sebelum wafat). Mungkin ini hanya kebetulan belaka. Mungkin juga tidak. Yang jelas, para pelaku kezaliman, di mana pun, memiliki jabatan dan dana sehebat apapun, suatu saat akan menuai buah dari kejahatannya. Korupsi maupun pengkafiran yang berujung pada aksi pengusiran, pembakaran rumah-rumah, penghilangan hak-hak sipil warga negara adalah kezaliman yang bakal mendapatkan balasannya di dunia maupun di akhirat kelak.

Tidak lama lagi, semua yang zalim akan merasakan apa yang semestinya dirasakan Noer Thahja: penghinaan dan pembalasan awal sebelum pembalasan yang sebenarnya.

0 komentar:

Posting Komentar