This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 30 Maret 2014

Elemen Takfiri Paling Berbahaya di Libanon Tewas

Buronan dari elemen Takfiri Sami Ahmed al-Atrash tewas di rumah sakit setelah terluka parah dalam baku tembak dengan tentara Libanon yang menggerebek rumahnya di dekat Arsal di perbatasan lembah Bekaa.

Tewasnya buronan nomer wahid dan paling berbahaya pemerintah Libanon itu dilaporkan oleh National News Agency (NNA), pada Kamis, 27/03/14.

"Atrash menjadi burunon atas beberapa surat perintah penangkapan," lapor NNA.

Tentara kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa, setelah penyelidikan, Direktorat Intelijen berhasil menemukan keberadaan teroris berbahaya Sami al-Atrash di kota Arsal.

"Atrash memberondong patroli militer yang menggerebek lokasi di kota, dan meminta untuk menyerahkan diri," kata pernyataan itu dan menambahkan, "Ia kemudian tewas karena luka yang dideritanya dalam bentrokan itu.

"Teroris buronan yang terbunuh itu tertuduh mempersiapkan mobil bermuatan bom, menembakkan roket dan mortir di desa-desa dan kota-kota Libanon , menculik warga negara, terlibat dalam pembunuhan empat warga di Arsal di Wadi Rafeq dan beberapa tentara di Arsal di Wadi Hmayyed. Dia juga merencanakan untuk membunuh seorang perwira dengan bahan peledak," kata militer dalam sebuah pernyataan.

Sementara itu, NNA dalam laporannya melanjutkan, tentara melakukan serangan lain di Arsal dan menangkap para buronan bernama Ali Younis Ezzeddine dan saudaranya, Nasser Mohammed dan delapan warga Suriah.

Nama Sami al-Atrash disebutkan untuk pertama kalinya dalam laporan media dan menyebut ia bekerja sama dengan Sameh Breidi dalam mempersiapkan bom mobil pertama yang meledak di pinggiran selatan Beirut Bir al-Abed di kubu Hizbullah.

Bulan lalu, Hakim Investigasi Militer, Nabil Wehbe mengintrogasi seorang ulama Takfiri Sheikh Omar al-Atrash dan mengeluarkan surat perintah penangkapan untuknya.

Omar al-Atrash adalah sepupu dari Omar al- Atrash, tersangka utama dalam pemboman di Rweiss dan Bir al-Abed yang dilaporkan tewas dalam ledakan bom mobil saat fajar pada 11 Oktober 2013.

Nasrallah: "Perlawanan Hari Ini Lebih Kuat dari Semua Tingkatan"

Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyid Hasan Nasrallah pada Sabtu malam, 29/03/14, mengatakan bahwa perlawanan hari ini lebih kuat dan lebih mampu di semua tingkatan dan masalah ini akan selalu menjadi kontroversi.

Dalam pidato yang disiarkan televisi al-Manar sehubungan dengan peluncuran Forum Kebudayaan dan Sastra Jabal Amel di Ainatha, Sayyid Nasrallah mengatakan, selalu saja ada tantangan besar bernama skema Zionis, dan tantangan itu masih ada, beberapa dari mereka mencoba mengabaikan atau menganggapnya itu tidak ada, ini adalah dosa besar. Dan ditegaskannya kembali bahwa satu-satunya pilihan yang tersisa adalah perlawanan.

"Masalah perlawanan suci, lebih dalam dari masalah kecil dengan pihak-pihak atau organisasi manapun. Setiap pelanggaran terhadap Perlawanan adalah pelanggaran terhadap semua orang yang mewakili Perlawanan, dan tidak untuk kelompok tertentu, ini akan memiliki konsekuensi dan akan diluncurkan dalam beberapa hari, "kata Sekretaris Jenderal Hizbullah.

"Saya ingin mengumumkan hari ini, dari daerah yang bebas ini, bahwa perlawanan hari ini, -karena itu pada bulan Juli-, lebih kuat dan lebih mampu di semua tingkatan."

Sayyid Nasrallah lebih lanjut mengatakan, "Beberapa orang tidak tahu bahwa perlawanan di Libanon sudah ada sejak tahun 1948, hanya karena mereka tidak tahu apa artinya perlawanan. Perlawanan Libanon ada sejak saat pertamakali pendudukan, dan memperoleh legitimasi sejak saat itu.

"Orang-orang ini tidak tahu apa-apa tentang apa yang telah menjadi saksi di desa perbatasan, juga tidak tahu tentang pelanggaran Zionis atas tanah, laut dan udara kami.

"Perdebatan pada pilihan Perlawanan selalu menjadi kontroversi. Disana pernah ada konsensus atas Perlawanan, siapa yang mengatakan bahwa Perlawanan adalah keliru, " tegasya.

Sayyid Hassan Nasrallah Peringatkan Bahaya Takfiri

Terkait dengan masalah Suriah, Sayyid Nasrallah mengatakan, "Mereka mengatakan bahwa pertempuran di Suriah membuka pintu depan Israel untuk mengobarkan perang melawan Libanon, kami memberitahu mereka, bahwa mereka keliru!," tegasnya pada Sabtu malam, 29/03/14, dalam pidato yang disiarkan televisi al-Manar sehubungan dengan peluncuran Forum Kebudayaan dan Sastra Jabal Amel di Ainatha.

"Israel tahu betul, Perlawanan tidak hanya semakin kuat, tetapi lebih kuat hari ini, dan lebih mampu pada indiidu, finansial, dan tingkat militer. Dan hal ini lebih siap untuk meraih kemenangan.

Lebih lanjut, Sayyid Nasrallah mengatakan, perlawanan berhasil membebaskan tanah-tanah ketika seluruh dunia gagal mencapai ini.

"Perlawanan berhasil membebaskan tahanan dari penjara-penjara Israel, dan disemen Libanon sebagai bangsa yang kuat dalam persamaan regional.

Menurut Sayyid Nasrallah, para pejuang Hizbullah pertama kali memasuki negara tetangga untuk mempertahankan makam Sayyidah Zainab as.

"Kami tidak melanggar kedaulatan Suriah. Kami masuk setelah mendapat persetujuan kabinet Suriah," ungkapnya.

"Tapi hari ini, ada satu negara yang mempersiapkan diri untuk memasuki negara lain dan melanggar kedaulatan untuk mempertahankan makam yang bahkan tidak terkenal, (mengacu serangan Turki ke Suriah, red)," tambahnya.

"Masalah di Suriah adalah posisi politik kita, dan bukan intervensi militer kita yang datang setelah intervensi semua orang. Sejak hari pertama kami sudah katakan, kami tidak berkonflik disini, maupun terkait dengan penggulingan rezim atau pemerintah."

"Sejak awal kita berbicara tentang solusi politik, sementara rezim-rezim Arab ingin menggulingkan pemerintahan," kata Sayyid Nasrallah.

"Setelah tiga tahun keputusan KTT Arab (Rabu 27/03/14, red), semua berbicara tentang solusi yang sama. Mereka butuh waktu tiga tahun untuk mengatakan apa yang seharusnya dikatakan sejak hari pertama," tambahnya.

Sekali lagi, Nasrallah menegaskan dan memperingatkan untuk melawan bahaya Takfiri.

"Kami mengatakan sejak awal, apa yang terjadi di Suriah merupakan subyek seluruh wilayah atas bahaya Takfiri. Dan Anda bilang itu tentang hak asasi manusia dan revolusi!.

"Beberapa orang Libanon belum menyadari bahwa apa yang terjadi di Suriah adalah ancaman bagi negara," tegasnya.

"Saya meminta Anda untuk mempertimbangkan kembali sikap Anda dan mengevaluasi kembali apa yang telah terjadi. Masalah di Libanon adalah, Hizbullah terlambat untuk bergabung dalam perang di Suriah, dan masalah Anda adalah, Anda masih di tempat Anda dan tidak pergi berperang di negeri ini." Tegasnya

Rabu, 26 Maret 2014

AS Berencana untuk Serang Suriah Melalui Jordan

Amerika Serikat dan beberapa sekutunya sedang mempersiapkan pemberontakan dan serangan baru untuk melawan pemerintah Suriah, serangan akan bermula dari perbatasan Yordania, berharap para pemberontak akan dapat mencapai ibukota Suriah, Damaskus.

Surat kabar Israel Haaretz melaporkan pada hari Senin (24/2/14) bahwa serangan itu akan berasal dari Yordania dan Amerika Serikat, Arab Saudi dan Yordania akan merencanakan serangan itu diluncurkan.

Menurut laporan media, AS membangun landasan pacu untuk pesawat militer di dekat perbatasan antara Yordania dan Suriah, dan Saudi akan mempersenjatai para pemberontak asing dengan persenjataan berat.

Obama berencana untuk melakukan serangan militer terhadap Suriah musim panas lalu menyusul laporan serangan senjata kimia yang pada saat itu Washington menyalahkan pemerintah Suriah. Namun, serangan militer yang direncanakan terhadap negara Arab itu batal setelah Rusia membantu menengahi kesepakatan di mana Damaskus setuju untuk menghilangkan arsenal senjata kimianya.

Beberapa laporan dalam beberapa minggu terakhir telah menunjukkan bahwa AS sedang mempertimbangkan berbagai opsi militer terhadap Suriah.

Erdogan Terang-terangan Bantu Takfiri di Latakia

Sebelumnya diberitakan, tank militer Turki menyerang pangkalan militer Suriah di perbatasan, Kasab, di saat tentara Suriah sibuk memerangi berbagai kelompok Takfiri untuk mengamankan perbatasan.


Menurut al-Alam dari Latakia pada Selasa, 25/03/14, sebuah ledakan besar terdengar di sebuah pangkalan militer Suriah di dekat Kasab setelah militer Turki menargetkan daerah itu.

Ledakan itu kemudian diikuti dengan tembakan artileri militer Turki dan beberapa roket lainnya ke pangkalan tentara Suriah, demikian reporter al-Alam mengatakan mengutip sumber-sumber militer setempat.

Dan sejauh ini, menurut laporan Syria 24 dari Damaskus, Selasa kemarin menyebutkan beberapa aktivitas Turki di Latakia:

1. Tentara Turki mengangkut dan membantu personel pergerakan teroris al-Qaeda di Kasab;
2. Markas operasi militer Turki di perbatasan Turki-Suriah di bawah pengawasan Erdogan langsung;
3. Signal Corps Turki memberikan kontribusi sukses dalam pertempuran yang terjadi antara al-Qaeda dan Tentara;
4. Perangkat jamming Turki mengganggu perangkat koneksi pasukan Suriah;
5. Tank Turki memasuki wilayah Suriah di Kasab dan Artileri terlibat dalam perang dengan menutup semua pergerakan;
6. Pesawat Turki berkontribusi memberikan perlindungan kepada teroris dan mencegah Angkatan Udara Suriah bergerak bebas;
7. Ambulans Turki mengangkut para teroris al-Qaeda yang terluka dari Kasab ke rumah sakit Turki.

Kasab dan desa-desa sekitarnya adalah daerah yang didominasi Kristen Armenia, dan nilai pentingnya adalah karena lokasi tersebut dekat dengan perbatasan Turki yang menjadi pusat logistik elemen-elemen Takfiri.

Kota ini dikendalikan oleh Takfiri dan tidak hanya berfungsi sebagai jalur penyeludupan senjata, juga sebagai perlindungan mereka, karena Turki mengawal perbatasan tersebut.

Sebuah ledakan bom besar mengguncang kota suci Karbala, Irak selatan menewaskan 12 dan melukai sedikitnya 17 orang, TV al-Alam melaporkan, Selasa malam, 18/03/14. Ledakan itu adalah serangan bom mobil yang terjadi di dekat distrik paling ramai di Bob Baghdad di pusat Karbala, lapor al-Alam. Karbala adalah kota suci utama dan pusat ziarah terletak 80 kilometer (50 mil) selatan ibukota Baghdad. Sejauh ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Namun seperti biasanya kelompok-kelompok Takfiri binaan Arab Saudi sudah bisa melakukan hal menjijikkan seperti ini. Ditempat lain, sebuah bom meledak menewaskan satu orang di kota Hafriyah di selatan Baghdad. Sebuah bom mobil kedua meledak beberapa menit kemudian di dekat sebuah halte bus di kota yang sama, menewaskan dua orang dan melukai lima orang lainnya. Sementara di Baghdad selatan, sebuah bom mobil menargetkan sebuah pos pemeriksaan keamanan menewaskan dua polisi dan melukai sembilan lainnya. Di tempat lain, ledakan bom pinggir jalan menewaskan satu orang dan melukai tiga orang lainnya di kawasan Shaab utara Baghdad. Dua bom mobil menghantam sebuah restoran dan halte bus menewaskan tiga orang dan melukai 13 orang lainnya di kota Hillah, terletak sekitar 60 mil (95 kilometer) selatan Baghdad. Sampai saat ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangkaian serangan itu, namun pemboman semacam ini biasa dilakukan oleh militan al- Qaeda yang berafiliasi di Irak, yang berusaha untuk menggoyahkan pemerintah pusat.

Sebuah ledakan bom besar mengguncang kota suci Karbala, Irak selatan menewaskan 12 dan melukai sedikitnya 17 orang, TV al-Alam melaporkan, Selasa malam, 18/03/14.


Ledakan itu adalah serangan bom mobil yang terjadi di dekat distrik paling ramai di Bob Baghdad di pusat Karbala, lapor al-Alam.

Karbala adalah kota suci utama dan pusat ziarah terletak 80 kilometer (50 mil) selatan ibukota Baghdad.

Sejauh ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Namun seperti biasanya kelompok-kelompok Takfiri binaan Arab Saudi sudah bisa melakukan hal menjijikkan seperti ini.

Ditempat lain, sebuah bom meledak menewaskan satu orang di kota Hafriyah di selatan Baghdad. Sebuah bom mobil kedua meledak beberapa menit kemudian di dekat sebuah halte bus di kota yang sama, menewaskan dua orang dan melukai lima orang lainnya.

Sementara di Baghdad selatan, sebuah bom mobil menargetkan sebuah pos pemeriksaan keamanan menewaskan dua polisi dan melukai sembilan lainnya.

Di tempat lain, ledakan bom pinggir jalan menewaskan satu orang dan melukai tiga orang lainnya di kawasan Shaab utara Baghdad.

Dua bom mobil menghantam sebuah restoran dan halte bus menewaskan tiga orang dan melukai 13 orang lainnya di kota Hillah, terletak sekitar 60 mil (95 kilometer) selatan Baghdad.

Sampai saat ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangkaian serangan itu, namun pemboman semacam ini biasa dilakukan oleh militan al- Qaeda yang berafiliasi di Irak, yang berusaha untuk menggoyahkan pemerintah pusat.

Ledakan Bom Guncang Karbala Irak, Puluhan Tewas

Sebuah ledakan bom besar mengguncang kota suci Karbala, Irak selatan menewaskan 12 dan melukai sedikitnya 17 orang, TV al-Alam melaporkan, Selasa malam, 18/03/14.

Ledakan itu adalah serangan bom mobil yang terjadi di dekat distrik paling ramai di Bob Baghdad di pusat Karbala, lapor al-Alam.

Karbala adalah kota suci utama dan pusat ziarah terletak 80 kilometer (50 mil) selatan ibukota Baghdad.

Sejauh ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Namun seperti biasanya kelompok-kelompok Takfiri binaan Arab Saudi sudah bisa melakukan hal menjijikkan seperti ini.

Ditempat lain, sebuah bom meledak menewaskan satu orang di kota Hafriyah di selatan Baghdad. Sebuah bom mobil kedua meledak beberapa menit kemudian di dekat sebuah halte bus di kota yang sama, menewaskan dua orang dan melukai lima orang lainnya.

Sementara di Baghdad selatan, sebuah bom mobil menargetkan sebuah pos pemeriksaan keamanan menewaskan dua polisi dan melukai sembilan lainnya.

Di tempat lain, ledakan bom pinggir jalan menewaskan satu orang dan melukai tiga orang lainnya di kawasan Shaab utara Baghdad.

Dua bom mobil menghantam sebuah restoran dan halte bus menewaskan tiga orang dan melukai 13 orang lainnya di kota Hillah, terletak sekitar 60 mil (95 kilometer) selatan Baghdad.

Sampai saat ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangkaian serangan itu, namun pemboman semacam ini biasa dilakukan oleh militan al- Qaeda yang berafiliasi di Irak, yang berusaha untuk menggoyahkan pemerintah pusat.

Gagalkan Pengiriman Bom, Polisi Bekuk Dua Teroris Poso

Pada hari Jumat kemarin (21/3), Kapolri Jenderal Sutarman membenarkan laporan yang menyebutkan tentang tertangkapnya tiga teroris yang merupakan pengikut setia pimpinan kelompok jihadis Mujahidin Indonesia Timur, Santoso, yang sampai sekarang masih buron. Mereka ditangkap setelah polisi mendeteksi sebuah paket berisi bom.

"Paket itu dikirim dari Surabaya melalui perusahaan logistik ke Makassar. (Bom tersebut) awalnya akan menargetkan beberapa sasaran di Surabaya, tetapi mungkin mereka tidak menemukan waktu yang tepat (untuk menyerang di sana) sehingga mereka menargetkan Sulawesi Selatan (sebagai gantinya)," kata Sutarman mengutip The Jakarta Post.

Lebih lanjut, Sutarman mengungkapkan bahwa salah satu orang yang ditangkap terlibat dalam pembunuhan dua polisi di Poso. Fasilitas kepolisian juga termasuk di antara dugaan sasaran pengeboman.

Ketiga anggota Mujahidin Indonesia Timur tersebut--yang sejauh ini namanya tidak disebutkan--ditangkap secara terpisah di Makassar dan di propinsi Bengkulu dan Lampung, Sumatera, pada hari Senin lalu (17/3).

NU Malang Bawa Tiga Radio Wahabi ke Jalur Hukum

Setelah sebelumnya pada Jumat, 21/03/14, para aktivis Nahdlatul Ulama (NU) dari berbagai institusi mengindetifikasi empat situs penebar kebencian, termasuk  ar-rahmah.com, dakwatuna.com, voa.islam.com, hidayatullah.com, kini dalam waktu dekat dipastikan Aswaja NU Center akan melaporkan beberapa radio yang bersiaran di kota Malang kepada Kementerian dalam Negeri dan Kementrian Komunikasi dan Informatika. Setidaknya ada tiga radio yang rencananya akan dilaporkan itu. Demikian menurut laporan situs resmi PB NU pada Ahad, 23/03/2014.

Sebagaimana dilaporkan dalam situs, ketiga radio itu secara terang-terangan menyiarkan dan mencela amaliah atau tradisi keagamaan warga Nahdlatul Ulama. Dua diantaranya adalah Radio Dakwah Islam (RDI) dan Radio Al-Umm.

Demikian keterangan dari Yuanda Kusuma, salah seorang pengurus NU Kota Malang yang juga menjadi salah satu Pengurus Aswaja Center NU di sana. Menurutnya, ia bersama teman-temannya di Aswaja Center telah merapatkan tentang langkah-langkah apa yang harus diambil dalam menyikapi ketiga radio yang disinyalir dikelola oleh orang wahabi itu.

“Kami sudah mendapatkan data-datanya. Kami sudah mengetahui tentang pasal-pasal apa saja yang mereka langgar. Termasuk bukti-bukti bahwa mereka telah melanggar hukum.” Kata Yuanda Kusuma pada NU Online saat dikunjungi di Kantor NU, Hari Jum’at, (21/03) kemarin.

Menurut keterangannya, berkas-berkas yang telah dipersiapkan meliputi data-data dan bukti-bukti tersebut sedianya akan diajukan kepada Kementerian Dalam Negeri dan Kementrian Komunikasi dan Informatika. Pihaknya sudah membicarakan rencana itu dalam forum rapat.

Sedangkan ditanya mengenai apakah yang akan dilakukan NU jika laporan tersebut tidak mendapatkan tanggapan serius, ia menjawab tetap sebisa mungkin akan menggunakan jalur hukum. Setidaknya akan diusahakan supaya masalah ini ditangani satpol PP. Ia menekankan bahwa NU akan sebisa mungkin mengikuti hukum yang berlaku di Negara Indonesia.

“Kami sebisa mungkin akan melalui jalur hukum. Kami ingin menunjukkan bahwa warga NU taat hukum. Supaya ada bedanya antara organisasi NU dan yang bukan NU. Setidaknya, jika laporan kami tidak mendapatkan tanggapan serius, jalan terakhirnya adalah satpol PP.” Kata pemuda yang juga alumni Al-Azhar tersebut.

Ia juga menjelaskan bahwa NU tidak akan melalui cara-cara kekerasan. Karena cara kekerasan itu bukan gaya Nahdlatul Ulama.

“Bagaimanapun mereka dan kelompoknya punya keluarga, anak dan istri. Demikian pula di pihak kita. Sehingga memperbenturkan massa kita dengan mereka hanya akan membawa akibat yang lebih buruk. Kami tidak akan melakukan itu.” Kata Yuanda.

Rakyat Yordania Gelar Demo Anti AS dan Israel

Demonstran Yordania mengadakan demo menentang Israel dan kesepakatan AS yang diusulkan antara Tel Aviv dan Otoritas Palestina (PA).

Masyarakat di ibukota Amman pada hari Jumat (14/2/14) menyuarakan penolakan mereka terhadap kesepakatan yang ditengahi oleh Amerika Serikat itu. Mereka membakar bendera Israel dan meneriakkan slogan-slogan anti AS menjelang pertemuan Raja Yordania Abdullah II dengan Presiden AS Barack Obama.

Para demonstran juga menyeru raja Yordania untuk mencabut perjanjian damai dengan Zionis yang ditandatangani tahun 1994.

Mereka mengecam Menteri Luar Negeri AS John Kerry yang mendorong Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan kepala PA Mahmoud Abbas untuk menerima kesepakatan itu.

"Rakyat Yordania turun ke jalan hari ini karena merasakan gravitasi periode mendatang dalam negosiasi Palestina. Ada konsensus umum di antara warga Yordania bahwa proyek yang berbahaya sedang diatur oleh Amerika Serikat melalui menteri luar negerinya, John Kerry, untuk melikuidasi masalah Palestina," kata Zaki Bin Irshaid, wakil ketua Ikhwanul Muslimin di Yordania dalam aksi demo itu.

Tanggal 7 Februari lalu, demonstrasi serupa juga digelar di Amman. Para demonstran meneriakkan slogan "Mampus Amerika".

Palestina saat ini sedang berusaha menciptakan sebuah negara merdeka di wilayah yang diduduki Tepi Barat, Timur al-Quds, dan Jalur Gaza yang terkepung serta menuntut agar Israel menarik diri dari wilayah Palestina yang diduduki.

Pembicaraan Palestina Israel berhenti bulan September 2010 setelah Tel Aviv menolak pembekuan pembangunan pemukiman di Tepi Barat yang diduduki.

Rakyat Yordania Tolak Perjanjian dengan Israel

Rakyat Yordania menolak perjanjian tahun 1994 antara negara mereka dengan Israel karena membuat negara mereka mendapat belas kasihan dari rezim Israel, seorang analis politik mengatakan Press TV.

"Ini adalah kesepakatan damai [yang] membuta Yordania mendapat belas kasihan dari Israel. Hubungan dengan Israel selalu menjadi sumber kemarahan rakyat Yordania," kata Naseer al-Omari dalam sebuah wawancara Sabtu (15/3/14).

"Seruan untuk mengusir duta besar Israel dan membatalkan perjanjian damai tahun 1994 dengan Israel merupakan salah satu hal yang menjadi konsensus bagi [rakyat] Yordania," katanya.

Sang analis berpendapat, rakyat Yordania memandang perjanjian itu sebagai sarana untuk mengamankan rezim yang berkuasa di Yordania.

Yordania telah menjadi ajang protes anti Israel sejak terjadi penembakan mati hakim Yordania, Raed Za'atar pada hari Senin (10/3/14) di Terminal Jembatan Allenby, perbatasan Yordania dan Tepi Barat yang diduduki.


Pihak berwenang Israel mengklaim Za'atar berusaha merebut senapan dari prajuritnya di perbatasan.

Pembunuhan itu kemudian memicu keributan di Yordania dan memicu protes jalanan di seluruh negeri. Mereka menyeru pemerintah mengusir duta besar Israel di Amman dan membatalkan perjanjian damai 1994 Jordan dengan rezim Israel.

Awal pekan ini, anggota Parlemen Yordania mengutuk pembunuhan itu sebagai pelanggaran terhadap perjanjian perdamaian. Sementara para pengacara dan hakim juga menggelar aksi protes di luar Istana Kehakiman Amman untuk menuntut pendeportasian diplomat Israel dari negara Arab itu.

Analis: Serangan Israel ke Iran, akan Akhiri Kekaisaran AS

Jika Israel melakukan serangan militer terhadap Iran, hal itu akan mengakhiri Kekaisaran AS atau yang lebih akurat disebut sebagai bankster kerajaan New World Order.

Pernyataan itu ditulis oleh Kevin Barret dalam sebuah artikel berjudul "Will Israel kill US empire this week?" di Press TV pada Selasa, 25/03/14.

"Jika Netanyahu menyerang Iran dan berhasil menyeret Amerika Serikat dan Rusia dalam perang itu, minggu ini bisa disaksikan bukan hanya akhir dari Kekaisaran AS, tetapi awal dari akhir peradaban," tulis Kevin Barrett, profesor Studi Islam dan Timur Tengah.

Menurutnya, tidak masuk akal jika Israel memikat Kekaisaran AS dan memasuki serangkaian serangan bencana di negara-negara mayoritas Muslim, dan Presiden AS Barack Obama sejauh ini menolak perintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menyerang Iran.

"AS masih melakukan tender oligarki bankster Zionis yang merupakan kekuatan sesungguhnya di balik tahta Barat. Dan para oligarki - atau setidaknya tokoh penguasa di antara mereka - masih mendorong melakukan perang dunia," tulisnya lagi.

Assad Akan Serang Tel Aviv Jika Israel Serang Hizbullah'


Menurut seorang perwira senior Israel, hubungan antara Hizbullah dan rezim Assad sangat erat.

Menurut periwra itu, "Intervensi Hizbullah dalam perang Suriah membuat Presiden Assad siap memberi Hizbullah semua senjata yang dapat mengubah ‘permainan’ dan masuk ke medan perang untuk mendukung partai [Hizbullah]."

Perwira itu juga mengatakan, tentara Suriah akan menyerang Tel Aviv dengan senjata berat jika Israel sampai memerangi Hizbullah. Dia menambahkan, Israel menduga bahwa Hizbullah dan tentara Suriah berada di balik ledakan bom yang menargetkan patroli militer Israel di Dataran Tinggi Golan.

Mengenai kemampuan militer Hizbullah, pejabat Zionis itu mengatakan bahwa Hizbullah memiliki 100.000 lebih roket pinpoint yang bisa menargetkan entitas Zionis dengan 3000 roket dalam sehari.

"Tentara Zionis merasa khawatir akan pengalaman militer yang diperoleh pejuang Hizbullah dari perang Suriah," tambah perwira Israel itu.

Arab Saudi Menyesal Dukung Terorisme?

Oleh: Patrick Cockburn

Sebuah film berdurasi lima menit dibuat Negara Islam Irak dan Syam (ISIS). Film itu menayangkan adegan gerilyawan ISIS menghentikan tiga truk besar di jalan raya utama yang menghubungkan Suriah dan Irak. Lelaki kekar berjenggot dan bersenjata merebut KTP para pengemudi yang berdiri dengan gemetar di depannya.

"Kalian semua Syiah," katanya mengancam.

"Bukan, kami Sunni dari Homs (Suriah)," ujar salah seorang pengemudi dengan nada putus asa. "Semoga Allah memberimu kemenangan."

"Kami hanya ingin hidup," mohon pengemudi lain. "Kami di sini karena kami ingin mencari nafkah." Teroris ISIS itu lalu menguji mereka untuk mengetahui apakah mereka benar-benar Sunni. "Berapa kali Anda berlutut untuk shalat subuh?" tanyanya. Jawaban mereka bervariasi antara tiga dan lima.

"Apa yang dilakukan kaum Alawi terhadap martabat Suriah?" tanya lelaki bersenjata itu, yang pada tahap ini beberapa teroris lain ikut bergabung. "Mereka memperkosa wanita dan membunuh kaum Muslim. Dari pembicaraan kalian, [tampaknya] kalian musyrik." Ketiga pengemudi itu lalu digiring ke tepi jalan dan terdengar tembakan saat mereka dibunuh.

Pejabat Iran: AS dan Barat akan Kalah di Ukraina

Seorang anggota Parlemen Iran mengecam campur tangan AS dan Barat di Ukraina dan mencatat bahwa usaha mereka akan gagal di negara yang dilanda krisis itu.

"Amerika dan Barat pasti tidak akan memperoleh apa-apa di Ukraina karena masyarakat dalam peristiwa tersebut [referendum] telah menentukan nasib mereka sendiri. Mereka [Barat] akan gagal mencapai tujuan mereka," kata Mohammad Esmail Kowsari pada hari Senin (24/3/14).

Menurut Kowsari, campur tangan AS di Ukraina berakar dari arogansi Washington.
"Upaya intimidasi dan campur tangan negara-negara Barat tidak mengenal batas dan mereka mengatakan bahwa semua wilayah harus berada di bawah dominasi mereka," tambah legislator Iran itu.

Kowsar juga mencatat, meski Amerika dan sekutu Baratnya mengklaim bahwa mereka sangat komitmen pada proses demokrasi tapi pada saat yang sama mereka mengabaikan opini publik di Ukraina.

Ukraina dicengkeram krisis politik sejak November 2013 setelah Presiden Ukrainia, Viktor Yanukovych yang menolak penandatanganan Perjanjian Asosiasi dengan Uni Eropa digulingkan.

9 Hari Bentrokan di Tripoli, 27 Tewas

Jumlah korban tewas dalam bentrokan terbaru di kota Tripoli Libanon meningkat jadi 27 orang setelah bentrokan berlangsung selama 9 hari antara pendukung dan penentang pemerintah Suriah.

Media setempat hari Sabtu (22/3/14) melaporkan, sekitar 175 orang juga terluka sejak  bentrokan antara sekelompok orang bersenjata di Bab al-Tabbaneh dan Jabal Mohsen terjadi 13 Maret.

Warga Bab al-Tabbaneh mendukung pemberontak dukungan asing yang beroperasi melawan pemerintah Suriah sementara penduduk tetangga Jabal Mohsen mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Di antara mereka yang terluka, 33 tentara juga dilaporkan terluka.

Banyak warga tewas di Tripoli sejak pecahnya gejolak di Suriah bulan Maret 2011. Tapi Militer Libanon dalam berbagai kesempatan ikut turun tangan menenangkan situasi di Tripoli.

Hizbullah Bunuh Tiga Takfiri Ahli Pembuat Bom Mobil

Sebuah serangan Hizbullah menewaskan tiga ahli bom mobil dari elemen Takfiri bersama empat pengawal mereka di wilayah Qalamoun dekat perbatasan Libanon, demikian sumber yang dekat dengan partai mengatakan.

"Satu unit khusus Hizbullah menyusup sejauh 11 kilometer di dalam wilayah yang dikuasai pemberontak di wilayah Qalamoun dan menanam bom di dalam taman rumah yang sering dikunjungi oleh tiga ahli bom mobil," kata sumber itu kepada The Daily Star, Ahad, 23/04/14.

"Ketika tiga ahli ring pertama tiba bersama empat pengawalnya pada Ahad, pukul 10:45, bom itu meledak yang mengakibatkan tewasnya mereka bersama empat pengawal."

Ketiga pakar rigging diidentifikasi sebagai Ahmad Ali Hamra , Farid Mohammad Kheir Jumaa dan Hussam Masoud Hammoud .

Menuurt TV al-Manar, mengutip sumber keamanan senior melaporkan, operasi militer di Qalamoun itu menargetkan pejabat keamanan kelompok bersenjata yang bertanggung jawab mengirimkan bom mobil ke Libanon.

Pada hari yang sama, seorang pejabat senior Hizbullah juga mengatakan Tentara Suriah merebut kembali benteng kubu pemberontak strategis terakhir di pegunungan Qalamoun dan memutus serangan bom mobil dan serangan bunuh diri di Libanon.

Tentara Libanon Tangkap 21 Anggota Takfiri Bersenjata

Tentara Libanon pada Senin, 17/03/14, mengumumkan bahwa mereka telah menangkap sejumlah elemen-elemen Takfiri warga Libanon dan Suriah yang mencoba menyusup secara ilegal ke Libanon.


Pernyataan itu menyebutkan bahwa elemen-elemen Takfiri yang ditangkap militer tersebut adalah dua warga Libanon dan 19 warga Suriah di wilayah Wadi Khaled dekat Suriah di bagian Utara negara itu.

Tentara juga menyita beberapa senjata milik mereka termasuk senapan Kalashnikov, dua senjata jenis lain dan beberapa amunisi.

Selain itu, elemen-elemen itu menyimpan 30 ponsel, laptop, dan mata uang asing yang berbeda.

Penyelidikan saat ini sedang berlangsung, dan informasi mengenai itu belum keluar ke media.

Sejak meletusnya pemberontakan di Suriah pada Maret 2011, pasukan keamanan dan tentara Libaon berhasil menangkap sejumlah besar kelompok-kelompok bersenjata dan individu yang berusaha masuk ke Libanon secara ilegal.

Perbatasan antara Libanon-Suriah di Yabroud sebelum diambil alih oleh Tentara Suriah dan Hizbullah merupakan tempat strategis bagi Takfiri bersenjata menyelundupkan senjata dan logistik ke dan dari Suriah ke Libanon.

ISIS Persiapkan Bocah-bocah Suriah Sebagai Pembom Bunuh Diri

Kelompok Takfiri dari Negara Islam Irak dan Syams (ISIS) membuat kamp khusus anak-anak sebagai pelaku pembom bunuh diri dan mempersiapkan mereka kondisi tempur untuk operasi masa depan di Suriah utara.


Sekitar 50 anak laki-laki berusia 7 hingga 13 tahun saat ini berlatih di kamp ISIS dan dipersiapkan untuk menjadi petempur yang oleh mereka sebut sebagai "anak-anak yang paling berharga".

Para pelatih dasar menyebut anak-anak didiknya itu dengan sebutan emas rekrutan, karena anak-anak tersebut tertarik dan dapat dengan mudah dimanipulasi, sementara anak-anak yang lebih tua hanya ingin menerima uang demi pekerjaan mereka.

Para pelatih itu percaya, penggunaan para remaja dan anak-anak memungkinkan memperkuat posisi negara ISIS di masa depan.

Para Takfiri itu menggunakan keyakinan agama mereka dan memperoleh manfaat maksimal dari aksi terorisme selama ini.

Menurutnya, adalah jauh lebih mudah untuk meyakinkan anak-anak dari keluarga miskin Suriah untuk melaksanakan perintah apapun sampai melakukan aksi bom bunuh diri.

Waktu pelatihan di kamp itu selama 25 hari, dan mereka dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 13 orang. Mata pelajaran yang paling penting di sekolah tersebut merupakan dasar dari perang suci dan kepemilikan serta keterampilan senjata api modern.

Setelah menyelesaikan kursus pelatihan, para remaja dan anak-anak itu akan memasuki kelompok teroris.

Menurut saksi mata, sebagaimana dilaporkan oleh al-Alam pada Selasa, 25/03/14, terdapat sejumlah gadis remaja dan perempuan-perempuan yang belum menikah sementara orang tua mereka mengirimnya ke keluarga luat kota sebagai penyelenggara kegiatan ini, dan berencana untuk membuat kelompok teroris serupa khusus perempuan muda yang tinggal di lingkungannya.

Tentara Suriah Serang Kamp Takfiri di Seluruh Wilayah

Unit Tentara Suriah hingga hari ini terus menyerang pangkalan-pangkalan Takfiri di berbagai wilayah dan membunuh beberapa tentara bayaran asal Yaman di pinggiran Damaskus.


Menurut laporan dari Chanel Syria 24, pada Rabu, 26/03/14, unit tentara berhasil menewaskan sejumlah teroris dari Front Islam dan menghancurkan senjata mereka di Adra al-Balad dan Adra kota di pinggiran Damaskus. Di antara elemen-elemen Takfiri yang tewas diidentifikasi bernama Ihsan Darwish dan Ala'a Kaakeh.

Tentara juga menghancurkan tempat persembunyian mereka dan menghilangkan sejumlah Takfiri termasuk Mohammad al- Zaghloul di kota Erbin.

Di wilayah peternakan Alia di daerah Douma, satu unit tentara menewaskan enam takfiri termasuk Wafi Qalla'a dan, melukai lima lainnya serta menghancurkan senjata dan peralatan mereka

Di Jobar, dua elemen Takfiri juga tewas di tangan Tentara Suriah.

Sementara di tempat lain, tentara terus melakukan serangkaian operasi khusus di kota-kota Hosh Arab, Rankous dan al-Ruhaibeh di daerah al- Qalamoun.

Dalam operasi ini Tentara berhasil menghancurkan tempat persembunyian elemen-elemen Takfiri dan menghilangkan sejumlah teroris termasuk Issa Qassab, Ahmad Zahra, Ahmad Munzer al-Sabbagh, dan Yehea Seddik.

Di pegunungan sebelah timur al-Zabadani, satuan tentara juga melakukan operasi khusus dan menghancurkan senjata anti - pesawat 23mm dan kendaraan yang dilengkapi dengan senapan mesin berat, selain menghilangkan sejumlah teroris dari negara Arab termasuk Yaman bernama Odai Abu Allam.

Di tempat lain, unit tentara menewaskan anggota kelompok Takfiri dan melukai mereka di kota al-Muqailibiye di daerah al-Kisweh dan menghancurkan senjata serta amunisi mereka.

Sementara itu, satuan angkatan darat lain menyergap kelompok Takfiri bersenjata di distrik Khan al-Sheeh dan membunuh puluhan Takfiri.

Ribuan Mahasiswa dan Masyarakat Dukung Tentara Suriah

Dalam apresiasi besar atas pengorbanan tentara Suriah dalam melawan elemen-elemen Takfiri, para mahasiswa dan masyarakat menggelar aksi demo akbar mengecam beberapa negara Arab yang terlibat dalam KTT Liga Arab, termasuk Arab Saudi dan Qatar.


Para mahasiswa dan masyarakat itu melancarkan aksi damai dan aksi duduk di Universitas al-Baath di propinsi Homs pada Selasa, 25/03/14.

Mereka mengangkat bendera nasional dan meneriakkan slogan-slogan yang menyerukan kemenangan bagi rakyat Suriah dan tentaranya.

Selain itu mereka juga menunjukkan bahwa Suriah akan tetap menjadi benteng teguh dan tanah air bagi seluruh Arab.

Jumat, 14 Maret 2014

Poll: Semua Dukung Syariah

Sebuah survei baru menunjukkan bahwa mayoritas kalangan muda di negara-negara Arab yang mengalami Kebangkitan Islam mendukung syariah (hukum) sebagai sumber penting undang-undang.

Jajak pendapat yang hasilnya diterbitkan tanggal 30 Juli itu dilakukan oleh Pusat Studi Al-Jazeera dan didasarkan pada wawancara dengan 8.045 orang muda dewasa dari Mesir, Libya, Tunisia dan Yaman.


Survei menemukan bahwa 93 % responden di Libya, 89 % di Yaman, 64 % di Tunisia dan 57 % di Mesir mendukung penegakan syariat Islam.

Pada tahun 2011, gelombang kebangkitan Islam di Mesir, Yaman, Tunisia dan Libya menyebabkan penggulingan rezim diktator menyusul revolusi rakyat besar-besaran di negara-negara Arab itu.

Di Mesir, rezim Hosni Mubarak tumbang pada tahun 2011. Di Yaman, diktator Ali Abdullah Saleh juga lengser dan di Libya, Muammar Gaddafi juga terguling pada bulan Februari 2011.

Hizbullah Akan Lancarkan Serangan Balasan pada Israel

Wakil Sekjen Hizbullah, Sheikh Naim Qassem menegaskan pada hari Rabu (12/3/14) bahwa gerakan perlawanan Libanon akan membalas agresi Israel yang terus meningkat.

Pernyataan Sheikh Qassem itu muncul setelah agresi terbaru Israel terhadap Libanon dan peningkatan jumlah penerbangan pesawat pengintai Tel Aviv di wilayah negara Arab itu.

"Kami akan terus menangani masalah agresi Israel, termasuk penerbangan [pesawat] pengintai dan agresi darat melalui hukum internasional dan Dewan Keamanan PBB..." tegasnya.

Sheikh Naim menegaskan kesiapan Hizbullah untuk menghadapi agresi Israel, dan berkata, "Kami akan menghadapi agresi Israel dengan penuh kesiapan dan...Israel akan dihalau mundur."

Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Libanon, Gebran Bassil menyoroti pentingnya hak Libanon dalam pembebasan tanah yang diduduki Israel dan pertahanan terhadap serangan Israel. Dia juga memperingatkan bahwa Libanon berada dalam bahaya karena menjadi saluran bagi para jihadis di seluruh dunia. belum lagi jumlah pengungsi yang erus melonjak di negaranya.

Pesawat-pesawat tempur dan pesawat mata-mata Israel sudah sangat sering melanggar wilayah udara Libanon.

Senin, 10 Maret 2014

Libanon Berhak untuk Melawan Setiap Agresi Israel

Menteri luar negeri dari negara-negara Arab telah menyuarakan dukungan mereka untuk Lebanon, mengatakan bahwa Libanon berhak untuk melawan agresi rezim Israel dan untuk membebaskan wilayah yang didudukinya.


Para Menlu dari 21 negara Arab dan Afrika Utara menyuarakan dukungan mereka dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (10/3/14) di ibukota Mesir, Kairo.

"Lebanon dan rakyat Lebanon memiliki hak untuk membebaskan atau mengambil kembali wilayah Shebaa, Kfar Shuba dan bagian Lebanon dari desa Ghajar, dan berhak untuk melawan setiap agresi Israel dengan segala cara yang sah dan tersedia, pernyataan itu melanjutkan.

Para Menlu juga memuji peran tentara Lebanon dalam menjaga stabilitas negara dan perdamaian sipil.

Menteri baru Lebanon Asing Gebran Bassil mengatakan bahwa perlawanan adalah fitrah manusia dan hak alamiah rakyat Lebanon.

Dia juga meminta negara-negara Arab untuk mendukung tentara Lebanon dalam memerangi terorisme.

Sejumlah Roket Hantam Bekaa, Libanon

Laporan dari Lebanon mengatakan sejumlah roket telah mendarat di beberapa kota di bagian timur Lembah Bekaa, sebagaimana yang dilaporkan Press TV pada haru Jumat (7/3/14).


Roket-roket itu ditembakkan pada hari Jumat, dan rupanya diluncurkan dari kota perbatasan timur laut dari Arsal, di ketinggian pegunungan timur Lebanon.

Belum ada laporan mengenai korban jiwa atau kerusakan yang disebabkan oleh serangan roket itu.

Serangan acak itu telah mengguncang beberapa kota di timur Lebanon, dan ini merupakan penyebaran kekerasan dari negara tetangga Suriah.

Lembah Bekaa berbatasan dengan wilayah Qalamoun strategis Suriah, di mana pasukan pemerintah Suriah memerangi militan asing di negara arab itu.

Larijani: Israel Tidak Berani Serang Libanon



Juru Bicara Parlemen Iran Ali Larijani telah memuji kemampuan defensif gerakan perlawanan Libanon Hizbullah, mengatakan rezim Zionis Israel tidak berani untuk memulai perang baru terhadap Lebanon.

Berbicara dengan Al-Mayadeen TV pada hari Minggu (10/3/14), Larijani mengatakan bahwa Hizbullah memiliki pengalaman dan kekuatan yang cukup untuk membela Libanon, dan Tel Aviv tidak berani untuk mengulangi kesalahan masa lalu mereka dengan membuka perang baru terhadap Lebanon.

Rezim Tel Aviv meluncurkan dua perang di Lebanon pada tahun 2000 dan 2006. Sekitar 1.200 warga Libanon, kebanyakan warga sipil, tewas dalam Perang 33 hari tahun pada tahun 2006.

Bagaimanapun, pejuang Hizbullah berhasil mengalahkan pasukan Israel dan Tel Aviv terpaksa mundur tanpa mencapai salah satu targetnya.

Israel bertujuan untuk merusak keamanan dan stabilitas di Timur Tengah, dan kewajiban negara-negara Islam untuk mengembalikan stabilitas di kawasan tersebut, kata anggota parlemen Iran lebih lanjut.

Mengomentari hubungan antara Iran dan Arab Saudi, Larijani mengatakan Teheran tidak melihat adanya alasan untuk konfrontasi dengan Riyadh, meskipun ada perbedaan dalam pendekatan dan sudut pandang.

Dia mengatakan bahwa Iran dan Saudi Arabi berbagi "banyak kepentingan bersama", menambahkan upaya ini harus dilakukan berdasarkan kesamaan dan strategi dalam rangka meningkatkan persatuan di antara negara-negara Islam.

Pekan lalu, Presiden Iran Hassan Rouhani menekankan tekad negara untuk meningkatkan hubungan dengan negara-negara Muslim tetangga, mengatakan kerja sama antara Iran dan Arab Saudi akan menjadi kunci keamanan regional.

Tentara Suriah Rebut Kembali Wilayah Homs

Pasukan pemerintah Suriah kembali berhasil mengambil kontrol sebuah kota di provinsi Homs, mereka pun terus melanjutkan operasi untuk membersihkan daerah yang masih dikuasai oleh militan asing.


Pasukan tentara kembali mengambil kontrol kota al- Zareh pada Sabtu (8/3/14), ketika mereka berhasil mendorong militan asing keluar dari kota itu, setelah beberapa hari bentrok dengan gerilyawan takfiri di wilayah tersebut.

Tentara Suriah berhasil membunuh puluhan militan dalam operasi militer tersebut, dan menghancurkan senjata mereka.

Tentara Suriah telah terlibat dalam bentrokan sengit dengan militan Takfiri yang bersembunyi di berbagai wilayah di Province Homs. Pertempuran itu telah memaksa ribuan warga mengungsi menjauhi wilayah tersebut.

Pada hari Kamis, satu unit tentara menghancurkan dua mobil yang dilengkapi dengan senapan mesin berat dan membunuh sekelompok militan asing di kota Yabroud di Damaskus.

Operasi serupa dilakukan di wilayah Rima di pinggiran ibukota Suriah.

Analis: PBB Tolerir Terorisme dan Intervensi Militer di Suriah

Pada 6 Maret 2014, Perwakilan Tetap Suriah di PBB, sosok yang fasih dan elegan, Bashar al-Ja'afari dan Misi Suriah di PBB telah dikenakan pembatasan oleh Departemen Luar Negeri AS. Perjalanan mereka dibatasi tidak lebih dari 25 mil dari perimpangan Lingkar Columbus, New York. Demikian ungkap analis internasional, Felicity Arbuthnot (8/3).


Dalam catatan Arbuthnot, Sekretaris Jenderal PBB--mewakili organisasi dunia yang menyerukan, "Untuk mempraktikkan toleransi dan hidup bersama satu sama lain sebagai tetangga yang baik... mengembangkan hubungan persahabatan antarbangsa... menjadi pusat harmonisasi tindakan negara... berdasarkan prinsip kesetaraan kedaulatan semua anggotanya "--diduga bungkam dalam kasus ini.

Justru, lanjutnya, yang mengomentari kasus ini adalah kelompok yang secara sepihak mengklaim dirinya Koalisi Demokrasi Suriah (beranggotakan orang Suriah-Amerika pro-pemberontak), dengan menyatakan bahwa Ja'afari terlibat dalam "serangkaian tur propaganda di seluruh AS," kutip Reuters.

Pemandu sorak intervensi militer itu dalam "Call to Action (Seruan Aksi)" kepada "Kontak Anggota Kongres Anda", September lalu, ungkap Arbuthnot, mendesak keterlibatan AS di Suriah dan mengadopsi "Kebijakan Ringkas" yaitu: "digunakan untuk memberi penjelasan singkat terhadap para anggota pemerintah AS terkait krisis di Suriah... dan menjelaskan strategi komprehensif bagi pemerintah AS untuk dilaksanakan. "

Menurut Arbuthnot, Mustahil untuk tidak diingatkan tentang megaproyek Kongres Nasional Irak Ahmed Chalabi yang didanai CIA, yang menjajakan cerita tentang senjata pemusnah massal yang tidak ada dan para penjajah yang disambut "permen dan bunga". Tahun lalu, mereka mendesak, "Pada 11 April, hubungi perwakilan dan senator anda, lalu katakan pada mereka,

"Saya serukan untuk menyuarakan dukungan saya terhadap Free Syria Act 2013 (HR 1327) atau Undang-Undang Transisi Demokrasi Suriah 2013." Tanggal 25 April, "Tandailah Kalender Anda... Datanglah ke Washington dan langsung melobi para pejabat Dewan dan Senat untuk mendukung revolusi Suriah."

Free Syria Act berbunyi: "Menyediakan dana dan bantuan lainnya untuk transisi politik damai, stabil, dan terorganisir dengan pemerintah inklusif yang demokratis..."yang, kebetulan, membuat Presiden (penerima) Nobel Obama dan protes terbaru John Kerry terhadap hak "kedaulatan dan integritas teritorial , berkenaan dengan legitimasi Rusia ... terkait kemenduaan ekstrim Crimea. Terorisme adalah, pada dasarnya, baik di Irak, yang warganya sedang dilatih pasukan khusus AS di Yordania untuk "menyerang rakyatnya sendiri", Libya, Suriah, atau Ukraina, "mencapai tujuan politik lewat cara-cara kekerasan."

Tidak diragukan lagi, lanjut Arbuthnot, ini sebentuk "propaganda", yang dengannya Ja'afari dituduh menyebarkan di AS, apa yang disebutnya secara masuk akal kepada media dunia pada pada "KTT Perdamaian" di Jenewa bulan lalu. Setiap item yag didiskusikan itu harus secara vital disalinghubungkan, kompleks, dan tidak tergesa-gesa, "Kami bersikeras mempertimbangkan setiap item secara terpisah dalam dialog ke dalam rancangan agenda, untuk mencapai kesepakatan terhadap masing-masingnya, karena kesepakatan tersebut akan berdampak positif pada item lainnya."

Selanjutnya, "Mereka ingin memprioritaskan terciptanya 'pemerintahan transisi' karena pihak yang memanfaatkan terorisme belum merampungkannya, orang-orang yang dituduh ingin menghentikan kekerasan harus menerima item kontraterorisme."

Ia juga menjelaskan, "Memanasnya eskalasi militer AS telah mendorong delegasi koalisi untuk menunjukkan kekeras-kepalaan dan menggagalkan putaran ini. Kami siap kembali ke Jenewa setelah tanggal putaran berikutnya disetujui, yang berasal dari keyakinan kami akan pentingnya solusi politik... Kami datang untuk mencapai solusi politik menurut Jenewa, tapi tidak ada solusi yang dapat dimulai sementara orang-orang Suriah hidup di bawah terorisme."

Sebagai tambahan, kata Arbuthnot, terorisme itu memenggal kepala, memotong tangan, dan pada hari-hari terakhir telah meluas dengan mengeksekusi mati anak-anak dan kaum lanjut usia....

Dalam sebuah ironi, lanjut Arbuthnot, pernyataan Ja'afari itu didukung tegas oleh Robert Ford, sosok yang melompat-lompat di langit dan bumi untuk mengguncang Suriah saat menjabat Duta Besar AS di sana sampai melarikan diri pada 2011.

Pada 1 Maret 2014, dalam pidato di Tufts University, Ford menyatakan, "Anda punya satu faksi al-Qaeda yang melawan faksi al-Qaeda lain. Demikian keretakan itu. Satu kepingan yang tajam, melawan kepingan tajam yang lain. Saya tidak membawa kabar baik tentang Suriah untuk Anda malam ini. Oposisi Suriah sendiri telah melakukan tugas yang menyengsarakan karena membedakan dirinya dari unsur al-Qaeda. Sekarang ada sejumlah orang yang benar-benar jahat di Suriah, di sisi oposisi. Dapatkah pihak oposisi menunjukkan bahwa mereka bersedia menjangkau dan mencari cara aman yang bijaksana dan politik yang bijaksana untuk menyatukan kembali seluruh sektarian yang terpecah-pecah?"

Dubes Ja'afari, sosok pria yang tidak membebek kebenaran yang membuat nyaman, ujar Arbuthnot, juga memperingatkan pada 3 September di CNN, "Anda dapat mengulangi kesalahan sama yang berkali-kali dilakukan pemerintahan AS sebelumnya, selama Perang Vietnam, Krisis Kuba, atau Perang Irak bersama Colin Powell di Dewan Keamanan," seraya mengacu pada satu peti kebohongan yang mendasari Powell melancarkan invasi.

Tapi restriksi kecil AS dan keheningan terhadap sepasang tangan AS yang aman di balik pelindung kepala Sekretaris Jenderal PBB kedelapan, Ban-Ki-moon ("yang berusaha menjadi pembangun jembatan" dan mendukung "negara-negara yang dihadapi krisis atau ketidakstabilan"), kata Arbuthnot, tepat mencerminkan apa yang terjadi pada Misi Irak ketika negara itu berulang kali dibom, akhirnya diinvasi, dan, seperti Suriah, dicekik lewat embargo. Kofi Annan, pendahulu Ban, lanjutnya, sama-sama bisu, sekalipun akhirnya selama hampir satu tahun, menyatakan invasi itu ilegal.

Iran dan Korea Utara juga senasib dengan Suriah, ujar Arbuthnot, mengalami restriksi perjalanan di "Tanah Kebebasan".

Suriah adalah anggota pendiri PBB yang menandatangani (peresmiannya) pada hari peluncuran Piagam tersebut pada 24 Oktober 1945. Sementara itu, lanjut Arbuthnot, "Israel", subjek dari 77 Resolusi PBB sejak 1955 hingga 2014, ditingkatkan statusnya pekan lalu oleh AS menjadi "berstatus di atas negara lain", yang kemungkinan akan mencakup keringanan visa dan status sebagai "sekutu strategis utama".

Termasuk juga "langkah-langkah yang akan mendorong peningkatam kerjasama seperti pengembangan rudal, energi, dan keamanan. Tak ada negara lain yang pernah mendapat status ini. Cadangan senjata AS yang ditimbun di Israel harus diperluas.

ISIS Kecam Keputusan Arab Saudi sebagai Teroris


Jaringan Takfiri al-Qaeda dari Negara Islam di Irak dan Sham (ISIS) merilis pesan audio yang mengecam keras keputusan Saudi yang menjadikan jaringan itu sebagai kelompok teroris.

Dalam keterangan singkat itu ISIS menyebut bahwa Front Islam, yang bukan bagian dari daftar hitam kerajaan Saudi sebagai kelompok pengkhianat dan bekerja untuk kepentingan rezim Saudi.

Pesan ISIS ini tidak menyinggung keberadaan Front al-Nusra yang selama ini menjadi rival utama mereka di Suriah.

Sementara itu, kelompok Takfiri Front al-Nusra dan beberapa Front Islam yang bersekutu, sejauh ini belum mengeluarkan keputusan apapun mengenai daftar hitam kerajaan Saudi.

Sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi secara resmi mengumumkan bahwa organisasi Ikhwanul Muslimin (IM) sebagai kelompok teroris. Selain itu kerajaan juga menyebut kelompok Takfiri Front al-Nusra dan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) juga sebagai organisasi teroris

Jumat, 07 Maret 2014

Rahbar: Kekuatan Hegemoni Hancur dari Dalam

Pemimpin Tinggi Revolusi Islam, Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menggarisbawahi bahwa kekuatan arogan sedang bergerak menuju kehancuran.


"Kekuatan superfisial arogan dan kekuatan konvensional penguasa dunia tengah mengalami kehancuran. Salah satu tandanya adalah krisis ekonomi di Eropa dan Amerika Serikat. Tanda-tanda kebangkrutan ekonomi mereka semakin jelas terlihat," kata Ayatullah Khamenei, di hadapan anggota Majelis Ahli Iran di Tehran hari Kamis (6/3/14).

Beliau juga mengatakan, pembunuhan, penjarahan, kekerasan, korupsi, promosi pernikahan gay, dukungan terhadap kekerasan dan kebuasan terorisme, penistaan tokoh agama merupakan indikasi kegagalan moral dan etika dalam peradaban Barat.

Ayatullah Khamenei menggambarkan, realitas dunia saat ini adalah kehancuran basis ilmiah dalam peradaban dan identitas Barat, kebencian khalayak umum terhadap Amerika dan kekuatan lain duniaserta aib mereka di tataran hubungan internasional. Tapi beliau juga mengingatkan bahwa kebangkitan bangsa-bangsa, khususnya kebangkitan Islam dan munculnya perlawanan Islam, merupakan realitas lain dunia saat ini yang tidak bisa dipungkiri.

Sejak awal 2011, dunia Muslim menyaksikan pemberontakan populer dan revolusi mirip Revolusi Islam Iran pada tahun 1979. Tunisia menggulingkan Zine El-Abidine Ben Ali dalam revolusi rakyat pada Januari 2011 dan Mesir melengserkan Hosni Mubarak bulan Februari 2011.

Bahrain, Yordania, Kuwait, Libya, Arab Saudi dan Yaman saat ini menyaksikan berbagai aksi protes terhadap penguasa mereka yang menindak brutal para demonstran demi membungkam mereka.

Iran dan Rusia Lanjutkan Kerjasama Energi Nuklir


Iran dan Rusia akan melanjutkan kerjasama bilateral di bidang penggunaan damai energi nuklir.


Pada hari Kamis (6/3/14), Wakil Direktur Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) Mohammad Ahmadian dan Sergei Kiriyenko, Direktur Umum Rosatom, perusahaan energi nuklir Rusia mengadakan pembicaraan di Moskow, IRNA melaporkan.

Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak menyatakan kepuasannya akan kemajuan dan peluncuran unit pertama pembangkit listrik tenaga nuklir Iran di Bushehr.

Duta Besar Iran untuk Moskow, Mehdi Sanaei juga hadir pada pertemuan tersebut.

Pada bulan September 2013, Iran secara resmi mengambil alih dari Rusia unit pertama  pabrik listrik tenaga nuklir 1.000 megawatt di Bushehr.

Pembangunan awal fasilitas Bushehr dimulai tahun 1975 oleh perusahaan Jerman tapi kemudian macet setelah Revolusi Islam 1979. Kemudian, Iran dan Rusia mencapai kesepakatan pada tahun 1995 untuk menyelesaikan pembangunan reaktor Bushehr.

Dari Jakarta, Mohammad Zarif Jamin Nuklr Iran Damai

Di sela-sela lawatannya ke Indonesia, Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif kembali menegaskan pada Kamis (6/3,14) bahwa Iran tidak akan melucuti program nuklirnya, namun bersiap untuk memberikan jaminan bahwa program itu tetap bersifat damai.


"Mereka yang menyerukan pelucutan program nuklir Iran sedang berangan-angan," katanya setelah mengadakan pertemuan dengan mitranya dari Indonesia, Marty Natalegawa, di Jakarta hari ini, Kamis.

"Satu-satunya cara Anda dapat memiliki jaminan bahwa program Iran akan tetap damai adalah menaruhnya di tempat terbuka di bawah pengawasan internasional," lanjutnya. AS dan sekutu Baratnya khawatir bahwa Iran sedang menjalankan program senjata nuklir, sementara Republik Islam itu berulang kali menegaskan dan membuktikan bahwa upaya nuklirnya itu untuk tujuan damai.

Berdasarkan perjanjian interim bersama enam kekuatan dunia, Iran setuju untuk membekukan pengayaan uranium tingkat tingginya dan membuat konsesi lain dalam pertukaran untuk bantuan terbatas dari sanksi selama enam bulan sementara kesepakatan permanen terakhir sedang diupayakan.

Zarif mengatakan bahwa program nuklir Iran tidak dapat "dihentikan oleh keinginan" namun tetap akan berupaya meyakinkan masyarakat internasional. "Kami percaya, tidak terlalu sulit untuk menghapus keraguan, asalkan ada itikad baik dan dengan syarat, orang itu ingin diyakinkan," pungkasnya.

Israel Hancurkan Puluhan Rumah Warga Palestina

Pasukan Israel menghancurkan puluhan rumah milik Badui Palestina; membuat mereka kehilangan tempat tinggal.


Pada hari Rabu (5/3/14), buldoser yang dikawal oleh sekelompok besar tentara Israel merobohkan rumah-rumah warga Palestina di desa al-Zaarura, Gurun Negev.

Pada tahun 2013, 50 tokoh terkemuka Inggris dalam sebuah surat mengatakan bahwa Tel Aviv bermaksud memindahkan secara paksa warga Palestina dari rumah dan tanah mereka dan melakukan diskriminasi serta pemisahan secara sistematis.

Penghancuran rumah-rumah itu merupakan bagian dari Rencana Prawer yang bermaksud mengusir sekitar 70.000 warga dan menghancurkan sekitar 35 desa Badui Palestina.

Prawer dirumuskan pada bulan September 2011 setelah rezim Israel menyetujui rencana pembangunan ekonomi tersebut.

Tel Aviv sejauh ini menolak mengakui hak-hak Badui Palestina dan mencegah mereka memperoleh layanan dasar. Rezim Israel juga menyetujui pelaksanaan proyek-proyek militer dan permukiman di daerah itu.

Kelompok HAM mengatakan tindakan rezim Zionis itu akan mengarah pada pembersihan etnis Palestina di sana.

Netanyahu Desak AS untuk Lebih Menekan Iran

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah meminta kekuatan dunia untuk meningkatkan tekanan diplomatik terhadap Iran atas program nuklirnya.


Mengatasi lobi pro - Israel, American Israel Public Affairs Committee (AIPAC), di Washington, Selasa (4/3/14), Netanyahu mengatakan kekuatan dunia harus membatalkan pelonggaran sanksi mereka menyusul kesepakatan bersejarah dengan Iran.

Dia menyatakan penyesalannya bahwa Iran telah diizinkan untuk melanjutkan kegiatan memperkaya uranium di bawah kesepakatan yang telah ditandatangani November lalu dengan enam kekuatan dunia - Amerika Serikat , Perancis, Inggris , Rusia, Cina dan Jerman.

Netanyahu juga menegaskan seruannya untuk pembongkaran semua kegiatan nuklir di Iran.

Iran telah berulang kali menekankan bahwa program nuklirnya dimaksudkan untuk tujuan sipil.

Negara ini sedang dalam pembicaraan dengan enam kekuatan dunia untuk sepenuhnya menyelesaikan sengketa yang berumur satu dekade atas program nuklir Teheran.

Rabu, 05 Maret 2014

Hizbullah Gagalkan Proyek Ideologi Takfiri

Beberapa waktu lalu, Inggris gagal merayu Uni Eropa agar memasukkan sayap mliter Hizbullah dalam list organisasi teroris. Meski begitu melalui tekanan Israel dan AS beberapa bulan terakhir, diplomat skeptis Eropa akhirnya menolak mengambil langkah yang berpotensi menghancurkan kepentingan Eropa di Libanon dan dunia Islam secara keseluruhan.


Dalih yang diajukan London pada Uni Eropa tak lain pengumuman pemerintah sayap kanan Bulgaria yang merupakan sekutu dekat Washington dan Tel Aviv, dimana pada Februari lalu menuduh bahwa dua orang yang bertanggung jawab dalam serangan bom di Bandara Burgas dan menewaskan 5 wisatawan Israel pada Juli tahun lalu (Rabu, 18/07/2012) adalah anggota sayap militer Hizbullah.

Tapi dalih itu, ditolak kelompok Sosialis dan bahkan menyalahkan mereka karena menuduh Hizbullah tanpa membawakan bukti. Tak lama berselang, pemerintah Bulgaria yang korup itu pun lengser karena pemberontakan rakyat.

Pihak eksekutif baru Bulgaria (kelompok sosialis) pada 5 Juni 2013, lalu, menyatakan bahwa indikasi Hizbullah berada di balik serangan itu sangat kecil. Dan hal ini tak akan menjustifikasi tindakan Uni Eropa untuk memasukkan Hizbulah dalam list teroris.

Hizbullah sendiri membantah keterlibatannya dalam serangan Burgas itu. Beberapa ahli malah menyatakan, ada indikasi bahwa pemboman itu hanyalah operasi badan intelijen Israel untuk mengisolasi Hizbullah dan menekan Uni Eropa untuk mem-blacklist Hizbullah.

Sementara itu, klaim Inggris itu jadi terkesan sangat munafik karena London pada saat yang sama menyerukan pengiriman senjata untuk kelompok teroris di Suriah yang terkait dengan al-Qaeda (Front al-Nusra) yang telah melakukan berbagai tindak kekejaman kemanusiaan. Sikap munafik ini didukung penuh oleh Perdana Mentri Inggris, David Cameron dan Menlu William Hague. Opini publik pun mengecam itu bajkan oleh pejabat tinggi lain di Inggris, termasuk Walikota London, Boris Johnson.

Sebelumnya, Jerman dan Perancis, juga menolak tawaran Inggris. Tapi kedua negara itu kemudian berubah sikap. Menlu Perancis, Laurent Fabius dalam konfrensi "Friends of Suriah" di Amman, 22, Mei 2013, menegaskan dukungan Inggris kepada kelompok teroris Suriah. Tapi ini tak mengejutkan sama sekali; sebab lobi Yahudi Zionis memang mengendalikan kebijakan luar negeri Perancis di bawah pemerintahan Nicolas Sarkozy dan François Hollande.

Zionis telah lama memperketat kebijakan bermusuhan mereka terhadap Iran, Suriah dan negara-negara Muslim lainnya dengan bantuan rezim boneka pendukung terorisme, Saudi dan Qatar.

Beberapa tahun terakhir ini, Inggris dan Perancis mempromosikan kebijakan neokolonial demi mengontrol beberapa negara koloni mereka sebelumnya dan mendirikan pemerintahan budak, seperti yang terjadi di Libya.

Negara-negara Eropa lainnya menolak tawaran Inggris demi membela kepentingan mereka di Libanon. Hizbullah bukan hanya partai dalam pemerintahan Libanon tapi juga wakil sah 1/3 populasi Syiah. Di sisi lain, beberapa pemerintah mengira langkah yang ditawarkan Inggris itu justru akan memperparah kerusuhan di Timur Tengah. Menlu Italia, Emma Bonino bahkan mengatakan, jika Hizbullah dimasukkan dalam blacklist teroris, maka stabilitas Libanon akan semakin rapuh.

Langkah ini juga akan membuat Uni Eropa sulit melakukan kontak dengan Libanon. Perusahaan-perusahaan Eropa yang beroperasi di Libanon juga akan rusak kapasitasnya.

Menurut Nidal Hémadé, kolumnis TV Al-Manar, jajaran perwira tentara Perancis gempar saat Fabius memperingatkan konsekuensi keputusan seperti itu. Perancis akan berbuat apa ketika delegasi kementerian Libanon mengunjungi Paris? tanya seorang perwira militer Perancis.

Kepentingan Perancis di Libanon dan Timur Tengah jauh jauh lebih besar dibanding kepentingan Hizbullah di Perancis. Di Libanon ada 5 pusat budaya Perancis, jumlah terbesar di Timur Tengah.

Kemudian, media Israel mulai meluncurkan kampanye melawan negara-negara seperti Irlandia, Swedia, Finlandia, Polandia dan Austria serta menyalahkan mereka karena menolak tawaran Inggris. Tapi, semua negara itu mempertahankan sikap independen mereka dan tidak tunduk pada tekanan AS atau Israel sampai sekarang.

Keputusan mem-blacklist Hizbullah sebagai teroris akan memicu pertanyaan menganai kehadiran pasukan perdamaian PBB di Libanon. Saat ini, pasukan itu mewakili selusin negara Uni Eropa. Dan Austria telah mengumumkan akan menarik 300 tentaranya dari kontingen PBB di Dataran Tinggi Golan setelah Uni Eropa mencabut embargo senjata terhadap teroris Suriah.

Jelas, tawaran Inggris dan Perancis itu sebenarnya disebabkan peran Hizbullah dalam perang Suriah dan bukan murni tuduhan terorisme.

Dalam hal ini, Fabius mengatakan, "Mengingat keputusan Hizbullah dan fakta Hizbullah berjuang sangat keras (di Suriah), saya menegaskan bahwa Perancis akan mengusulkan penempatan sayap militer Hizbullah dalam list organisasi teroris."

Tapi, keterlibatan Hizbullah di Suriah itu terjadi dalam sebuah kerangka strategis agresi yang tengah dijalankan terhadap Suriah, Libanon dan Irak oleh Amerika, Israel, Inggris, Prancis, Turki, Yordania, Arab Saudi dan Qatar.

Dalam agresi itu, kelompok Wahabi Takfiri menghancurkan tatanan nasional dan sosial di tiga negara tersebut. Didorong sebuah ideologi ekstrimis dan brutal, geng internasional itu berusaha menghancurkan agama minoritas, seperti Kristen, Alawit dan Syiah. Betapa banyak pendeta Kristen, ulama Sunni dan Syiah yang dipenggal kepalanya atau dibunuh dengan kejam oleh kelompok-kelompok teroris dukungan Barat, Arab Saudi dan Qatar itu.

Klaim Barat tentang wujud "kelompok moderat" tak lain dusta belaka. Tentara Bebas Suriah (FSA) merupakan payung bagi ratusan kelompok yang berperang bersama Front al-Nusra yang berafiliasi dengan al-Qaeda.

Anggota mereka adalah ekstremis dan teroris fanatik. Perkembangan baru FSA malah menunjukkan kelompok itu tak berbeda dengan Front al-Nusra. Beberapa anggotanya merupakan penjahat-penjahat terkenal yang dibebaskan dari penjara Saudi untuk pergi berperang di Suriah.

Di awal konflik Suriah, banyak roket dan mortir yang menyerang wilayah Libanon. FSA mengakui bertanggung jawab dalam dua serangan tersebur. Mayoritas serangan itu ditujukan pada tentara Libanon atau desa dengan penduduk mayoritas Syiah.

Hizbullah dan penduduk desa perbatasan akhirnya memutuskan untuk bergerak menanggapi ancaman ini. "Kami telah meningkatkan jumlah personel di perbatasan dan patroli bersama di sana dan di dalam wilayah Libanon untuk mencegah infiltrasi kelompok-kelompok bersenjata," kata anggota Hizbullah pada Al-Jazeera tanpa menyebut namanya. Tapi, usaha mengontrol wilayah perbatasan Libanon itu tidak cukup, karena kelompok teroris menyerang Libanon dari zona kekuasaan mereka di Suriah.

Kemudian Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hasan Nasrullah mengungkapkan rincian plot jahat yang juga berusaha melemahkan gerakan perlawanan Libanon itu. Tapi tujuan utama plot itu adalah menghancurkan ideologi Arabisme di Kawasan dan membagi negara-negara Arab menjadi entitas-entitas kecil menurut kriteria sektarian atau etnis. Dan dalam kondisi ini, Israel akan meraup manfaat besar jika plot itu sukses.

Seorang pakar Libanon, Ghaled Kandil dalam situs Neworientnews.com menyatakan, "Dengan memutuskan berperang di Suriah menentang proyek ini, Hizbullah telah melindungi rakyat di Kawasan, agama mereka, keragaman mereka, kesatuan jaringan sosial dan keinginan untuk melawan proyek hegemonik Israel yang menjadi jantung petempuran Hizbullah.

"Hizbullah tetap setia pada tradisinya sebagai garda depan pertempuran melawan proyek Israel-Amerika yang hari ini jsutru ditegakkan oleh kelompok Takfiri-Salafi.

Komandan Iran: AS akan Rasakan Neraka Jika Serang Iran

Seorang komandan senior Iran mengatakan Amerika Serikat akan menghadapi bencana dan neraka di Timur Tengah jika berani melancarkan serangan terhadap Republik Islam Iran.


"Semua pasukan AS di wilayah Timur Tengah berada dalam jaring dan jangkauan militer Republik Islam Iran, dan jika Amerika membuat kesalahan, wilayah ini akan berubah menjadi neraka bagi mereka, " Wakil Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Brigadir Jenderal Masoud Jazayeri, Selasa (4/3/14).

"Presiden AS Barack Obama dan Sekretaris negara John Kerry berbicara tentang dampak dan opsi militer yang selalu ada di atas meja AS telah menjadi bahan tertawaan rakyat Iran, " tambahnya.

Dalam sebuah wawancara dengan jaringan berita Bloomberg pada hari Senin (4/3/14), Obama kembali mengulangi ancamannya "semua opsi di atas meja", yang menyinggung kemungkinan aksi militer AS terhadap Iran, dan mengatakan, " Saya tahu mereka menganggapnya serius. "

Ia mengatakan ia yakin bahwa Iran akan mengambil pernyataannya serius ketika mereka melihat 35.000 personel militer AS malakukan latihan konstan. "

Komandan Iran meremehkan pernyataan presiden AS tentang jumlah pasukan AS di kawasan itu, mengatakan komentar yang jauh dari kenyataan dan dapat dianggap sebagai lelucon.

Analis; Iran-Suriah-Rusia Ciptakan Dunia Baru Tanpa Hegemoni AS

Tak dapat diungkiri lagi, Suriah dan para sekutunya (Iran, Rusia, dan Hizbullah) telah mengukir sukses politik dan militer luar biasa dalam mematahkan konspirasi AS cs melalui serangan bertubi-tubi pihak pemberontak takfri. Kepemimpinan Suriah juga mendapat dukungan rakyat yang terus meluas. Demikian ungkap jurnalis investigatif masalah internasional, Ghaleb Kandil.


"(Dengan semua itu) AS sedang bersiap-siap menutupi rencana zionis 'Israel' untuk membangun 'zona penyangga keamanan' di Suriah, yang berada di bawah kendali milisi pemberontak Suriah binaan 'Israel'," kata Kandil.

Selain itu, sejak beberapa bulan lalu, melalui Afghanistan, pemerintahan Obama dipaksa untuk membuka saluran perundingan dengan Iran dan Rusia. "Sepanjang bulan tersebut, akan disaksikan munculnya kesetaraan baru untuk membangun kemitraan internasional yang baru, yang harus dimulai dengan perubahan dalam struktur keseimbangan kekuasaan di PBB, untuk melepaskan organisasi itu dari hegemoni AS," papar Kandil.

Kemenangan Suriah yang menjulang tinggi di cakrawala internasional, kelak akan dimahkotai oleh terpilihnya kembali Presiden Bashar al-Assad, seperti yang diakui laporan intelijen AS yang diserahkan pada Kongres AS. "Sebentar lagi kita akan saksikan bersama, lahirnya sebuah dunia baru," pungkasnya.

Senin, 03 Maret 2014

Al-Qaeda Kirim Perempuan ke Libanon untuk Bom Bunuh Diri

Satu kelompok Takfiri radikal menggunakan para perempuan yang dikirim dari Suriah untuk melakukan serangan bom bunuh diri di Libanon.

Puluhan Takfiri perempuan memasuki Libanon dari kota Yabroud di perbatasan Suriah untuk melakukan serangan terorisme di dalam wilayah Libanon, demikiam sumber-sumber keamanan Libanon mengatakan, Ahad, 0203/14.

Menurut Surat Kabar Libanon berbahasa Arab, al-Safir, sekelompok Takfiri bersenjata yang terlibat dengan Brigade Abdullah Azzam yang ditangkap tentara Libanon mengungkapkan informasi penting mengenai masuknya para pelaku bom bunuh diri wanita di wilayah Libanon.

Takfiri yang diinterogasi itu berasal dari kelompok bersenjata kecil yang dipimpin oleh Siraj al-Din Dorighat, elemen Takfiri yang setia kepada Brigade al-Azzam.

Laporan itu mengutip sumber keamanan anonim yang mengatakan bahwa mereka menahan empat Takfiri dari kelompok Dorighat yang di antaranya tiga orang Palestina dan satu warga Libanon.

Sumber tersebut lebih lanjut mengatakan, para tahanan memberikan informasi tentang empat wanita yang memasuki Libanon utara di Lembah Bekaa lewat Suriah dengan dukungan Dorighat.

Para perempuan itu diberi rompi peledak khusus untuk diledakkan di pusat-pusat keagamaan tertentu di Libanon, menurut pengakuan para tahanan.

Laporan itu mengatakan tentara Libanon sudah mencari tersangka lainnya.

Libanon berulang kali dihantam aksi bom bunuh diri beberapa bulan terakhir oleh Takfiri yang menargetkan ibukota Beirut dan kota komunitas Hizbullah di Hermel, di Lembah Bekaa.

Brigade Azzam adalah kelompok Takfiri yang memiliki hubungan dengan al-Qaeda yang terlibat dalam beberapa serangan bom bunuh diri baru-baru ini.

Kelompok ini juga mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan Takfiri yang menghantam kedutaan Iran di Beirut pada November 2013 yang menewaskan 25 orang.

Minggu, 02 Maret 2014

Menhan: Iran Mampu Produksi Berbagai Jenis Rudal

Menteri Pertahanan Iran, Brigadir Jenderal Hossein Dehqan mengatakan Iran mampu memproduksi berbagai jenis rudal.

"Hari ini, kami mampu menghasilkan berbagai jenis rudal, termasuk rudal permukaan- ke-permukaan, permukaan-ke-udara, udara-ke-permukaan dalam industri pertahanan," kata Dehqan, Sabtu (1/3/14).

Dehqan mencatat bahwa jangkauan, presisi dan kemampuan taktis rudal merupakan masalah sangat penting bagi Iran. Dia menambahkan, negaranya juga berhasil memproduksi rudal penghindar radar.

Iran memiliki teknologi pertahanan negara yang mampu memenuhi semua tuntutan Angkatan Bersenjata dalam menghadapi ancaman asimetris, tambahnya.

Pejabat Iran itu mengatakan, Republik Islam juga mampu merombak pesawat sipil dan  pihaknya berencana melengkapi semua kapal Iran dengan sistem rudal. Republik Islam juga berencana meningkatkan ekspor peralatan militernya.

Dalam beberapa tahun terakhir, Iran membuat terobosan besar di sektor pertahanan dan mencapai swasembada dalam produksi peralatan dan sistem militer penting.
sumber: http://www.islamtimes.

Iran Siap Bantu Libanon Lawan Terorisme

Seorang anggota Parlemen Iran mengatakan pada gerakan perlawanan Hizbullah bahwa Republik Islam siap mendukung Libanon dalam memerangi terorisme.


Hal itu dikemukakan oleh Ketua Komite Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Majlis Iran, Alaeddin Boroujerdi dalam pertemuan dengan Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah di Beirut pada hari Sabtu (1/3/14).

Boroujerdi mengatakan kepada Nasrallah bahwa Tehran mendukung persatuan, stabilitas, dan pertahanan perlawanan di Libanon dan Suriah.

Kedua tokoh itu mengadakan pembicaraan tentang perkembangan regional di kawasan dan kesepakatan nuklir Tehran dengan enam kekuatan dunia.

Wakil rakyat Iran di Majlis itu juga mengutuk serangan terbaru rezim Israel terhadap salah satu basis Hizbullah. Serangan itu menghantam basis Hizbullah di perbatasan Libanon-Suriah dekat desa Janta pada hari Senin (24/2/14) dan mengakibatkan kerusakan material.

Nasrallah juga mengecam serangan bom terhadap Kedutaan Besar Iran di Beirut. Setidaknya 25 orang, termasuk atase kebudayaan Iran untuk Beirut, tewas dan 150 lainnya terluka pada bulan November tahun lalu setelah dua ledakan menghantam wilayah dekat Kedutaan Besar Iran di Beirut selatan