Kemajuan perundingan nuklir antara Iran dan enam kekuatan utama dunia
memicu kemarahan Israel. Rezim Zionis pun berupaya menggagalkan
perundingan.
"Pada kenyataannya, Iran telah mendapat segalanya
dan tidak kehilangan apapun," kata Perdana Menteri Israel Benjamin
Netanyahu pada hari Minggu (23/2/14).
Perdana menteri Israel yang
berpidato di depan kabinet menjelang kunjungan Kanselir Jerman Angela
Merkel menambahkan bahwa dia akan membicarakan hal itu dengan Angela
Merkel.
Netanyahu mengulangi lagi tuduhan tidak berdasar terhadap
Iran dan mengatakan, "Saya merasa prihatin bahwa Iran percaya pihaknya
bisa merealisasikan rencana menjadi negara nuklir dengan kapasitas
pengayaan yang tidak bisa disentuh, dengan kemampuan mengembangkan
senjata nuklir dan rudal antar benua yang terus berjalan tanpa
hambatan.”
Netanyahu menambahkan, perjanjian permanen antara Iran
dan enam kekuatan dunia harus melucuti kemampuan Iran untuk memproduksi
atau meluncurkan senjata nuklir.
Pernyataan Netanyahu muncul
setelah Iran dan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB plus Jerman
menyelesaikan putaran terbaru pembicaraan nuklir di ibukota Austria,
Wina, 20 Februari lalu. Kedua belah pihak berusaha mencapai kesepakatan
permanen tentang program energi nuklir Iran.
Menteri Luar Negeri
Iran, Mohammad Javad Zarif menggambarkan pembicaraan Wina sebagai
pembicaraan yang sukses dan awal yang baik untuk menyelesaikan tugas
sulit yang di masa depan.
Selasa, 25 Februari 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar