Dua faksi politik utama Palestina, Hamas dan Fatah, sedang membahas cara menyelesaikan perbedaan dalam pertemuan di Jalur Gaza.
Pembicaraan
itu diadakan hari Minggu (9/2/14) antara delegasi tingkat tinggi Fatah
yang dipimpin Nabil Shaath dan Ismail Haniyeh, Perdana Menteri Palestina
yang terpilih secara demokratis.
Haniyeh mengatakan, Hamas
memutuskan untuk kompromi dengan Fatah. Hamas juga sedang mencari
inisiatif untuk mewarnai secara positif pembicaraan rekonsiliasi itu.
Di
tempat lain dalam sambutannya, Haniyeh memperingatkan bahwa usulan
Menteri Luar Negeri AS John Kerry baru-baru ini untuk kesepakatan antara
Israel dan Otoritas Palestina tidak akan membantu perdamaian karena
tidak mengakui hak-hak Palestina.
Dalam perjalanannya ke Gaza,
Shaath juga bertemu dengan sejumlah pejabat Hamas lainnya untuk
mengakhiri persaingan antara kedua belah pihak.
Shaath mengatakan
pada wartawan bahwa mengakhiri perpecahan dengan membentuk pemerintah
persatuan serta menyelenggarakan pemilu yang adil merupakan sebuah
keharusan bagi banyak warga Palestina.
Hamas dan Fatah bersengketa sejak Hamas memenangkan pemilu Parlemen Palestina tahun 2006.
Fatah
dan Hamas telah mencapai dua perjanjian rekonsiliasi di Mesir dan Qatar
pada tahun 2011 d
an 2012 tapi hasilnya tidak dilaksanakan karena
beberapa perbedaan.
sumber : http://www.islamtimes.
Rabu, 12 Februari 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar