Selasa, 08 April 2014

Bandar bin Sultan akan Rebut Posisinya di Kerajaan Saudi

Bandar bin Sultan mantan kepala intelijen Arab Saudi sekaligus bos Takfiri dikabarkan akan kembali ke kerajaan dalam beberapa hari setelah menghabiskan waktu dua bulan di luar negeri untuk pengobatan.


Pejabat keamanan yang tidak disebutkan namanya mengatakan, Bandar bin Sultan akan merebut kembali posisinya sebagai kepala intelijen dan bertanggung jawab atas kekalahannya di Suriah.

Pejabat itu menegaskan, tokoh utama kelompok Takfiri berusia 65 tahun ini melakukan perawatan medis di AS dan beristirahat di Maroko setelah operasi di bahunya.

Bandar juga mengadakan beberapa pertemuan resmi di Maroko, tambah pejabat itu sebagaimana dilansir oleh al-Alam, Selasa, 08/04/14.

Selama ketiadaan Bandar, Menteri Dalam Negeri Saudi Mohammed bin Nayef memimpin badan intelijen dan meneruksn kebijakan Ryadh anti Damaskus.

Sumber-sumber diplomatik mengatakan Washington meminta untuk melengserkan Bandar terkait urusan di Suriah karena dianggap salah urus dan gagal menghadapi situasi di Suriah sejak krisis meletus pada Maret 2011.

Pada tanggal 19 Februari, Washington Post juga melaporkan bahwa menteri dalam negeri Saudi mewakili Arab Saudi pada pertemuan dengan spymasters Barat dan Arab di Amerika Serikat dalam pembicaraan dengan Penasihat Keamanan Nasional AS Susan Rice atas kebijakan di Suriah.

Bandar yang sebelumnya menjabat sebagai duta besar Saudi untuk Washington selama lebih dari 20 tahun merupakan tokoh sentral Takfiri dalam operasi pembunuhan di Suriah sekaligus menjalin kontak dengan elemen-elemen Takfiri di Indonesia.

Pangeran ini juga dikenal memiliki hubungan dekat dengan mantan Presiden AS George Bush, dan merupakan tokoh penting dibalik invasi pimpinan AS ke Irak pada 2003.

0 komentar:

Posting Komentar