This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 27 April 2014

Israel Marah atas Kesepakatan Persatuan Palestina


Kesepakatan persatuan Palestina membuat marah rezim Zionis Israel, dan Tel Aviv mengancam membatalkan pertemuan dengan Otoritas Palestina (PA) yang sudah dijadwalkan.

"Israel membatalkan pertemuan negosiasi yang seharusnya berlangsung malam ini," kata Ofir Gendelman, juru bicara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang diposting di Twitter-nya pada Rabu (23/4/14).

Keputusan itu muncul setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) berjanji untuk membentuk pemerintahan bersama.

Kepala negosiator Otoritas Palestina, Saeb Erakat, dalam sebuha pernyataan mengatakan kepada wartawan, tidak ada rencana pertemuan dengan rezim Zionis Israel.

Erakat menyalahkan Netanyahu yang menurutnya telah menyabotase apa yang disebut pembicaraan "damai" sementera rezim Zionis terus melakukanekspansi permukiman ilegal di Tepi Barat yang diduduki.

"Dulu Netanyahu menghentikan perundingan," katanya. "Dia lebih memilih permukiman, bukan perdamaian dan menghancurkan proses perdamaian."

Pejabat PA juga menekankan, Palestina akan bertemu secara bilateral dengan utusan AS, Martin Indyk di Ramallah pada hari Kamis (24/4).

Sementara itu, kepala PA Mahmoud Abbas mengatakan, kesepakatan antara Hamas dan PLO itu mencakup partai Fatah -yang dia pimpin dan hal itu tidak bertentangan dengan negosiasi yang dia lakukan dengan Zionis Israel, dan negara Palestina merdeka tetap menjadi tujuannya.

Pada konferensi pers sebelumnya di Jalur Gaza, Hamas dan PLO mengumumkan kesepakatan untuk pemerintahan koalisi dan mengakhiri tujuh tahun pemerintahan terpisah di Tepi Barat dan Gaza.

Berdasarkan kesepakatan yang telah lama ditunggu-tunggu itu, faksi-faksi Palestina yang bersaing akan membentuk pemerintah persatuan dalam lima minggu mendatang dan mengadakan pemilihan nasional enam bulan kemudian.

Hamas dan Fatah menandatangani perjanjian rekonsiliasi di Mesir pada tahun 2011, tapi tidak dilaksanakan karena adanya beberapa perbedaan prinsip.

Israel Serang Desa Palestina di Tepi Barat

Militer Israel kembali menyerbu desa dua Palestina di Tepi Barat dam melakukan penggerebekan dari pintu ke pintu di wilayah pendudukan.

Menurut sumber lokal, pasukan Israel menyerbu desa Dier al-Samet dekat kota al-Khalil (Hebron), Tepi Barat yang diduduki dari hari Kamis malam (24/4/14) dan masuk paksa ke dalam rumah-rumah warga.

Pasukan Israel juga menangkap seorang warga Palestina tanpa surat perintah penangkapan.

Sementara itu, sumber lokal di dekat al-Khalil mengatakan prajurit Israel juga menginterogasi puluhan warga Palestina.

Pasukan Zionis meluncurkan serangan serupa di desa al-Ma'sara dekat kota Betlehem, Tepi Barat dan mencari rumah aktivis Palestina, Hasan Breijiyya, yang merupakan koordinator Komite Populer Mneolak Dinding Pemisah Israel.

Militer Israel secara teratur melakukan penggerebekan rumah warga Palestina di Tepi Barat, menahan para aktivis dan masyarakat sipil, mayoritas tanpa tuduhan.

Pada bulan Februari, Kepala Departemen Sensus di Departemen Tahanan Otoritas Palestina, Abdul-Nasser Ferwana mengatakan rezim Tel Aviv saat ini menahan 4800 warga Palestina di 17 penjara serta pusat penahanan dan interogasi.

S-74, Unit Cyber Rahasia Shin Bet



Pada Jumat (25/4), setelah hampir satu bulan kemudian, Channel 2 mengungkapkan tentang keberadaan pihak lain yang bertanggung jawab untuk jagat maya negara zionis "Israel": dinas rahasia Israeli Security Agency (ISA), atau Shin Bet. Puluhan peretas (hacker) bekerja pada S-74, codename untuk unit Shin Bet yang melindungi jagat maya "Israel". Sepanjang beberapa hari, mereka akan berkeliling di sekitar komputer mereka, melacak gerakan mencurigakan dari hacktivists "anonymous" di seluruh dunia.

Kemudian, beberapa saat sebelum peretas mengganggu sistem, mereka akan melancarkan serangan, tanpa seorang pun tahu bahwa Shin Bet terlibat. "Kami telah mempersiapkan dengan baik dan canggih, kami menyusuri jaringan di seluruh dunia secara lekat dan mengumpulkan [data] intelijen melalui HUMINT dan SIGINT [intelijen manusia dan intelijen sinyal]," ungkap anggota S- 74, Alon, ke harian itu pada Jumat (25/4).

Menurut laporan itu, S- 74 didirikan beberapa tahun lalu dan telah berubah cepat seiring perubahan cepat dalam pengembangan teknologi. Selain melindungi "Israel", unit tersebut juga mengumpulkan data intelijen untuk meluncurkan sendiri serangan terhadap musuh, ujar Yuval.

"Biasanya, ini merupakan kawasan rahasia, tapi kami mendapat izin khusus untuk memberikan sekilas gambaran tentang dunia intelijen," imbuh Yuval.

"Dalam upaya membuat keputusan penting terhadap keamanan 'Israel', kami menjalankan operasi di seluruh dunia untuk meretas komputer, database, dan jaringan, termasuk komputer pribadi," jelasnya.

"Kami mengumpulkan data dari mana-mana di setiap daerah."

"Ada banyak lembaga yang bekerja secara strategis melawan 'negara Israel'; kami diam-diam bekerja melawan mereka. Kemudian, bila seorang perwira intelijen memanggil saya dan menanyakan informasi itu, karakter dari operasi dapat berubah secara drastis."

Takfiri: "Kami akan Kehilangan Benteng Utama di Homs"


Elemen-elemen takfiri di Suriah dalam sebuah pernyataan mengatakan, dalam waktu dekat akan kehilangan benteng terakhir mereka di propinsi Homs, Kamis, 24/04/14.

Homs merupakan salah satu kota pertama Suriah yang mengalami kerusuhan yang saat ini masih dikuasai oleh elemen-elemen Takfiri dan dijadikan sebagai benteng utama mereka.

Benteng itu dikepung oleh Tentara Suriah selama hampir 700 hari, namun nampaknya jalan-jalan sempit dan bangunan batu yang menyusun kota tua itu mampu memberikan angin surga dan perlindungan kepada Takfiri untuk tetap eksis sejauh ini. Tentara menyebut, sekitar 1.000 Takfiri yang menolak gencatan senjata yang ditengahi PBB awal tahun ini memungkinkan bagi ratusan dari mereka melarikan diri dari pengepungan ketat tersebut.

Menurut jaringan Takfiri, pengepungan di daerah teroris yang tersisa berada di bawah serangan berat Tentara Suriah sejak pekan lalu, demikian menurut pernyataan militan anti-pemerintah.

"Jika tidak ada gencatan senjata, kota tua itu akan jatuh dalam beberapa hari mendatang," kata Abu Rami al-Homsi.

Homsi yang namanya adalah alias, menuturkan, beberapa unit Takfiri mencoba melarikan diri, dan sebagian lain ingin melakukan negosiasi menarik diri dengan tentara Suriah dan meninggalkan daerah yang mereka duduki," katanya.

Media pemerintah Suriah sebelumnya membantah pembicaraan negoisasi tersebut dan memuji operasi Tentara Suriah untuk membersikan sarang teroris.

Homsi lebih lanjut mengatakan, banyak teroris yang tersisa mengalami kelaparan, sementara unit mereka berencana menyerahkan diri atau membubarkan diri.

"Pemerintah berusaha menggoda para militan untuk menyerah dengan janji-janji makanan dan kunjungan keluarga mereka," katanya. Puluhan dari mereka tampaknya bersedia untuk menerima tawaran itu", katanya lagi.

Mayoritas elemen-elemen Takfiri yang mengusai kota tua itu adalah Front al-Nusra dan saingannya utama satu ideologi dari Negara Islam Irak dan Syam (ISIS). Meskipun keduanya saling bunuh di Suriah timur, namun kelompok Takfiri ini tetap bersekutu di medan perang khususnya di bagian barat negara itu.

Pemerintah Suriah dalam beberapa pekan terakhir mengatakan berhasil mengontrol beberapa pusat benteng utama Takfiri, termasuk Homs dan pinggiran timur Damaskus, dan berusaha mengusai penuh sebelum pemilihan presiden yang ditetapkan 3 Juni mendatang.

40 Pemberontak Menyerahkan Diri kepada Tentara di Homs



Sekitar empat puluh pemberontak menyerahkan diri dan meletakkan senjata mereka kepada pihak berwenang Suriah di Homs.

Sebelumya, elemen-elemen takfiri di Suriah dalam sebuah pernyataan mengatakan, dalam waktu dekat akan kehilangan benteng terakhir mereka di propinsi Homs, Kamis, 24/04/14.

Benteng itu dikepung oleh Tentara Suriah hampir 700 hari, namun nampaknya jalan-jalan sempit dan bangunan batu yang menyusun kota tua itu mampu memberikan angin surga dan perlindungan kepada Takfiri untuk tetap eksis sejauh ini.

"Jika tidak ada gencatan senjata, kota tua itu akan jatuh dalam beberapa hari mendatang," kata Abu Rami al-Homsi.

Homsi menuturkan, beberapa unit Takfiri mencoba melarikan diri, dan sebagian lain ingin melakukan negosiasi menarik diri dengan tentara Suriah dan meninggalkan daerah yang mereka duduki," katanya.

Sebelumnya Tentara Suriah merebut kembali kontrol di lingkungan kota Jub al-Jandali.

Tentara menghancurkan depot senjata pemberontak di kota strategis Qusair di provinsi Homs.

Kekalahan demi kekalahan yang diderita Takfiri, mendorong ketua posisi Ahmed al-Jarba meminta pasokan senjata kepada Arab Saudi untuk mengimbangi tentara Suriah.

Mark Weber, direktur Institute for Historical Review dari California, dalam sebuah wawancara pada hari Selasa (22/4) mengatakan, dukungan kepada pemerintah Suriah semakin meningkat menjelang pemilihan presiden negara itu.

"Pemerintah Suriah mendapat dukungan luas, dukungan yang lebih besar dibanding satu atau dua tahun lalu mengingat semua apa yang telah terjadi,"

Selasa, 08 April 2014

Video: Pembunuhan Sadis di Negeri Wahabi

Sebuah rekaman aksi pembunuhan keji di kerajaan Saudi Arabia menggegerkan jagat maya. Video pembunuhan yang diposting di Internet itu menunjukkan seorang pria Saudi Arabia membunuh seorang pekerja asing di siang hari bolong dan ditengah pesta keramaian.

Kejadian itu terjadi di salah satu bagian kota tersibuk di Arab Saudi, Riyadh.

Menurut laporan beberapa media, pekerja asing yang nahas itu diyakini berasal dari India.

Setelah menusuk-nusuk pekerja India tepat di dada berkali-kali, pria Saudi itu kemudian meninggalkan korban dengan santai tanpa menunjukkan reaksi apa-apa dan nampak sekali menikmatinya.

Menurut jaringan berita al-Arabiya pada Jumat, 04/04/14, menukil laporan Juru Bicara Authority Bulan Sabit Merah Saudi (SRCA), pihaknya telah menerima laporan tentang pembunuhan itu dan mengirimkan tim medis ke tempat kejadian.

Pria India yang mengalami cedera serius itu meninggal dunia sebelum tim medis datang, tambah juru bicara SRCA.

Saat ini para pekerja asing di negeri Wahabi itu mendapatkan kelakukan sangat biadab, termasuk pemukulan, penyiksaan, pemerkosaan, pelecehan seks dan hukuman pancung tanpa mendapatkan perlindungan otoritas setempat.

Kelompok hak asasi manusia berkali-kali mengecam keras Arab Saudi atas kondisi menyakitkan para pekerja asing dan meminta Riyadh untuk sekedar menghormati hak-hak buruh yang kebanyakan berasal dari negara-negara asia, termasuk Indonesia.

Bandar bin Sultan akan Rebut Posisinya di Kerajaan Saudi

Bandar bin Sultan mantan kepala intelijen Arab Saudi sekaligus bos Takfiri dikabarkan akan kembali ke kerajaan dalam beberapa hari setelah menghabiskan waktu dua bulan di luar negeri untuk pengobatan.


Pejabat keamanan yang tidak disebutkan namanya mengatakan, Bandar bin Sultan akan merebut kembali posisinya sebagai kepala intelijen dan bertanggung jawab atas kekalahannya di Suriah.

Pejabat itu menegaskan, tokoh utama kelompok Takfiri berusia 65 tahun ini melakukan perawatan medis di AS dan beristirahat di Maroko setelah operasi di bahunya.

Bandar juga mengadakan beberapa pertemuan resmi di Maroko, tambah pejabat itu sebagaimana dilansir oleh al-Alam, Selasa, 08/04/14.

Selama ketiadaan Bandar, Menteri Dalam Negeri Saudi Mohammed bin Nayef memimpin badan intelijen dan meneruksn kebijakan Ryadh anti Damaskus.

Sumber-sumber diplomatik mengatakan Washington meminta untuk melengserkan Bandar terkait urusan di Suriah karena dianggap salah urus dan gagal menghadapi situasi di Suriah sejak krisis meletus pada Maret 2011.

Pada tanggal 19 Februari, Washington Post juga melaporkan bahwa menteri dalam negeri Saudi mewakili Arab Saudi pada pertemuan dengan spymasters Barat dan Arab di Amerika Serikat dalam pembicaraan dengan Penasihat Keamanan Nasional AS Susan Rice atas kebijakan di Suriah.

Bandar yang sebelumnya menjabat sebagai duta besar Saudi untuk Washington selama lebih dari 20 tahun merupakan tokoh sentral Takfiri dalam operasi pembunuhan di Suriah sekaligus menjalin kontak dengan elemen-elemen Takfiri di Indonesia.

Pangeran ini juga dikenal memiliki hubungan dekat dengan mantan Presiden AS George Bush, dan merupakan tokoh penting dibalik invasi pimpinan AS ke Irak pada 2003.

Undang-Undang Baru Saudi, Semua Ateis adalah Teroris

Dalam serangkaian dekrit kerajaan dan bagian undang-undang baru yang menyeluruh untuk menangani terorisme secara umum, Raja Saudi Abdullah jelas-jelas berusaha menindas segala bentuk perbedaan pendapat politik dan protes yang dapat "membahayakan ketertiban umum" (baca: eksistensi dan kepentingan kerajaan).

Undang-undang baru itu sebagian besar diberlakukan untuk memerangi meningkatnya jumlah warga Saudi yang bertolak untuk ikut ambil bagian dalam perang sipil di Suriah, yang sebelumnya telah pulang dengan pelatihan baru dan ide-ide menggulingkan monarki.

Untuk itu, Raja Abdullah mengeluarkan Dekrit Kerajaan 44, yang mengkriminalisasi "keikutsertaan dalam permusuhan di luar kerajaan" dengan hukuman penjara antara tiga sampai 20 tahun, kata Human Rights Watch.

Namun peraturan lebih lanjut yang diterbitkan kementerian dalam negeri Saudi bulan lalu mengidentifikasi daftar luas kelompok yang dianggap pemerintah sebagai organisasi teroris--termasuk Ikhwanul Muslimin.

Pasal satu dari ketentuan baru itu mendefinisikan terorisme sebagai "menyeru pada pemikiran ateis dalam bentuk apapun, atau mempertanyakan prinsip-prinsip agama Islam yang mendasari negara ini".

Joe Stork, wakil direktur urusan Timur Tengah dan Afrika Utara dari Human Rights Watch, mengatakan, "Pemerintah Saudi tidak pernah menoleransi kritik atas kebijakan mereka, namun hukum dan peraturan baru-baru ini mengubah hampir setiap ekspresi kritis atau asosiasi independen ke dalam kejahatan terorisme."

"Peraturan ini memusnahkan harapan bahwa Raja Abdullah bermaksud membuka ruang bagi perbedaan pendapat secara damai atau kelompok-kelompok independen," kata Stork.

Human Rights Watch mengatakan, peraturan baru itu juga merupakan kemunduran bagi kampanye perlindungan dan pembebasan terhadap sejumlah aktivis hak asasi manusia terkemuka yang saat ini meringkuk dipenjara di Arab Saudi. Dikatakan bahwa Waleed Abu al-Khair dan Mikhlif al-Shammari baru saja kehilangan banding dan akan segera memulai hukuman masing-masing selama tiga bulan dan lima tahun karena mengkritik pemerintah Saudi.

Organisasi ini mengatakan, ketentuan"terorisme" baru memuat bahasa yang pernah digunakan jaksa dan hakim untuk menuntut dan menghukum aktivis independen dan pemrotes damai.

ISIS Ancam Bantai Warga Turki Jika Erdogan Tidak Berbaiat

Emir kelompok Takfiri paling bengis, Abu Bakr al-Baghdadi, mengancam perdana Turki Recep Tayyip Erdogan untuk segera berbaiat kepadanya atau warga Turki menjadi tumbal pembantaiaan.


Pernyataan itu dilaporan oleh United Press International pada Selasa, 08/04/14, dan menyebut bahwa al-Baghdadi mengancam Erdogan segera berbaiat kepadanya.

Dalam pernyataan itu, emir Takfiri mengancam akan menghancurkan kuburan Suleyman Shah (pendiri dinasti Utsmani Turki) di Suriah, "Kami sudah memutuskan untuk menghancurkan kuburan Suleyman Shah."

Pesan audio Emir ISIS itu diunggah malam lalu di Youtube yang diklaim untuk menyadarkan orang-orang lalai, dan mengancam akan membunuh warga Turki, "Saat ini tidak ada daging yang lebih enak dan lezat daripada daging orang-orang Turki," katanya.

"Kami meminta Erdogan memanfaatkan kesempatan yang ada untuk berbaiat kepada kami, jika tidak kami akan menyerangnya," kata al-Baghdadi.

Tidak hanya Erdogan ISIS juga mengancam akan membunuh pemimpin rival Takfiir, Front al-Nusra, Abu Muhammad al-Julani, "Sekali lagi kami mengancam al-Julani yang bekerja untuk Arab Saudi dan Qatar. Kami katakan kepada mereka, hai orang-orang yang tersesat sungguh berani kalian menyiksa teman-teman kami dan menyerangnya. Siaplah dengan balasan kami, ketahuilah kami sedang menunggu waktu yang tepat untuk membuka front-front baru pertempuran melawan musuh.

"Ketahuilah, pemerintahan kami di Irak dan Syam akan senantiasa ada," katanya lagi.

Sebelum ini ISIS mengancam emir al-Qaeda Aymen al-Zawahiri yang dianggap telah mengkhianati cita-cita Osama bin Laden.

Kelompok Takfiri bengis itu mengeluarkan pernyataan di salah satu situs yang berafiliasi dengan ISIS pada hari Senin, 07/04/14, dan menyebut bahwa al-Zawahiri bertanggung jawab atas pembunuhan Abu Khalid Suri yang dikatakan telah dibunuh di Suriah oleh pengikut al-Zawahiri.

Pernyataan Senin yang dikeluarkan ISIS juga mengatakan bahwa pendekatan al-Zawahiri terhadap isu-isu di Suriah tidak mengikuti prinsip-prinsip bin Laden dan justru mengkhianati cita-cita Osama.

ISIS memasuki perang Suriah sebagai wakil al-Qaeda, namun kemudian dibubarkan oleh al-Zawahiri dan diganti dengan Front al-Nura salah satu rival utama ISIS di Suriah.

Oposisi Suriah: Hizbullah Sangat Menderita di Suriah

Kelompok Oposisi Suriah pada Selasa, 08/04/14, mengecam keras peryataan Sekjen Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah yang mengatakan bahwa ancaman jatuhnya Assad sudah berlalu dan menyebut bahwa Hizbullah menderita kekalahan dalam perang bersama Assad.


Anggota Koalisi Nasional Suriah Mohammed Yehya Maktabi mengatakan, "Pernyataan Nasrallah merupakan tanda kebingungan besar Hizbullah, sebagai akibat dari sejumlah besar kerugian pada jajarannya."

Kebingungan ini menurut Maktabi dipicu oleh besarnya tekanan dari para jajaran partai yang selama ini mendukungnya.

Maktabi juga menyebut bahwa kemampuan Hizbullah di Suriah telah melemah, akibat penurunan jumlah pejuangnya dalam konflik, dan juga tingginya biaya berperang bersama rezim Bashar Assad.

"Hizbullah sedang mencoba mengangkat moral anggotanya, tetapi hal itu akan gagal mengingat kenaikan jumlah pemakaman para pejuang partai yang tewas di Suriah," lanjut Maktabi.

"Meskipun mendapat dukungan dari Hizbullah, rezim Suriah masih menderita diberbagai medan perang, yang memaksa untuk beralih ke milisi Irak di tengah laporan mengenai intervensi langsung Iran untuk merestrukturisasi Hizbullah sebagai akibat dari kerugian itu," ungkapnya.

Selain itu, ia menafsirkan pernyataan Nasrallah bahwa opsi militer di Suriah telah gagal adalah sebagai upaya dari pemimpin Hizbullah untuk mengembalikan keseimbangan kekuasaan di medan, dan mencari alternatif untuk solusi militer setelah menyadari bahwa pilihan ini tidak dapat dicapai.

Dalam sebuah wawancara dengan koran berbahasa Arab Libanon al-Safir pada Ahad, 06/04/14, Nasrallah mengatakan opsi militer sama sekali tidak memiliki tempat di Suriah lagi.

Dikatakannya, setelah tiga tahun perang, sebagian besar negara mendukung solusi politik untuk mengatasi krisis mematikan di negara Arab itu.

Hizbullah Pimpin Operasi Pembersihan Takfiri di Qalamun

Tentara Suriah terus melanjutkan operasi pembersihan Takfiri di berbagai daerah terutama di Rankus menjelang operasi besar untuk merebut kembali semua kota-kota terakhir yang dikuasai Takfiri di daerah Qalamun, ungkap kelompok pemantau mengatakan Selasa, 08/04/14.


Televisi Hizbullah al-Manar juga melaporkan bahwa tentara Suriah telah mulai melakukan serangan di wilayah Rankus.

Sebuah sumber militer kepada AFP mengatakan, Tentara Suriah telah mengambil alih posisi puncak bukit di Rankus dan mengepung kota tersebut.

Wilayah strategis Qalamun terletak di sepanjang perbatasan dengan Libanon dan merupakan jalan raya utama yang mempertemukan antara Damaskus dan kota Homs.

"Wilayah Rankus di Qalamun saat ini berada di bawah serangan berat termasuk serangan udara terus menerus sejak Senin, menjelang rencana penyerangan besar," kata Direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia Rami Abdel Rahman kepada AFP.

Abdel Rahman juga mengatakan, Hizbullah memimpin operasi itu bersama Tentara Suriah, di mana tentara secara bertahap sudah berhasil merebut kembali kendali hampir semua daerah yang sebelumnya dipegang oleh para Takfiri.

Pasukan Pertahanan Nasional (NDF) juga terlibat dalam pertempuran, yang sebelumnya andil besar dalam kemenangan saat menangkap benteng Takfiri di Yabrud pada tanggal 15 Maret lalu.

Dengan jatuhnya Yabrud, praktis elemen-elemen Takfiri kehilangan sebagian besar rute pasokan mereka yang melintasi perbatasan Libanon menuju Suriah.

Bentrokan Maut di Kamp Pengungsian Palestina di Libanon

Bentrokan meletus antara dua kelompok rival di sebuah kamp pengungsi Palestina dekat pelabuhan Sidon, Libanon selatan dan menyebabkan beberapa orang tewas.


Menurut laporan pejabat keamanan Libanon dan Palestina, pertempuran pecah pada hari Senin (7/4/14) di Mieh Mieh antara pendukung mantan komandan gerakan Fatah Palestina dan anggota kelompok saingannya, yang dikenal sebagai Ansarullah.

Tidak jelas apa yang menyebabkan pertempuran yang dilaporkan telah menewaskan sedikitnya tujuh orang dan melukai 10 lainnya itu.

Kedua kelompok menggunakan senapan mesin berat dan granat roket dalam pertempuran itu.

Sementara itu militer Libanon menutup semua jalan menuju ke kamp pada hari Senin (7/4) dalam upaya untuk membendung bentrokan yang berlangsung selama hampir dua jam.

Libanon memiliki 12 kamp pengungsi Palestina, yang menjadi tempat tinggal sekitar 450.000 pengungsi Palestina dan keturunan mereka.

Berdasarkan perjanjian lama, pasukan keamanan Libanon tidak boleh memasuki kamp tersebut.

Tentara Libanon Tangkap Lima Elemen Takfiri di Arsal

Tentara Libanon pada Ahad (06/04/14), menangkap sejumlah elemen Takfiri bersenjata asal Suriah di wilayah Bekaa dekat Arsal, demikiang mengutip laporan Voice of radio Libanon.

Menurut laporan radio itu, baku tembak pecah antara tentara dan lima elemen Takfiri Suriah ketika mereka melepaskan tembakan pada patroli militer di daerah Wadi Hmayyed.

Kelima elemen tersebut diidentifikasi bernama Mouwaffaq al-Hajj Qassem, Seifeddine Turfa, Harga Abbas, Wael Moussa Ouweidan, dan Turab Mohammed Matar.

Hingga saat ini, penyelidikan sedang berlangsung.

Sebelumnya pada hari Kamis lalu, satu elemen Takfiri Suriah tewas dan dua lainnya luka-luka oleh tentara Libanon di Arsal.

Tentara terpaksa melepaskan tembakan di wilayah Suriah setelah mereka melarikan diri dari pos pemeriksaan militer di Wadi Hmayyed.

Wilayah Arsal terletak 12 kilometer dari perbatasan dengan Suriah dan digunakan sebagai saluran pasokan senjata dan elemen Takfiri untuk memasuki Suriah.

Tempat itu juga digunakan untuk tempat berlindung elemen-elemen Takfiri yang melarikan diri dari peperangan menyusul kekalahan mereka di Suriah.

Nasrallah: "Ancaman Jatuhnya Assad Sudah Berlalu"

Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah dalam seuah pernyataan mengatakan bahwa bahaya mengenai jatuhnya pemerintah Suriah akibat pemberontakan dukungan asing dinegara itu sudah hilang begitu pula ancaman aneksisasi pemisahan Suriah.


Dalam sebuah wawancara dengan koran berbahasa Arab Libanon al-Safir pada Ahad, 06/04/14, Nasrallah mengatakan opsi militer sama sekali tidak memiliki tempat di Suriah lagi.

Dikatakannya, setelah tiga tahun perang, sebagian besar negara mendukung solusi politik untuk mengatasi krisis mematikan di negara Arab itu. Namun, dikatakan Nasrallah, hal ini justru memberikan posisi yang lebih kuat kepada pemerintah Rusia untuk menemukan solusi yang praktis.

"Peristiwa Suriah terjadi untuk merrealisasi opsi utama Israel pasca kekalahan dalam Perang Juli 2006, untuk menggempur lingkaran tengah, namun para eksekutor di lapangan menambah depresi dan kegamanangan Israel, sebagaimana depresi mereka terhadap Iran semakin jadi-jadi seiring hari."

Rusia menjadi salah satu pemain kunci dalam upaya internasional yang bertujuan mengakhiri perang ekstremis di Suriah. Kremlin selama ini bertindak sebagai mediasi untuk menghindari keputusan kontroversial AS untuk membom Suriah atas laporan yang saling bertentangan mengenai serangan kimia pada bulan Agustus 2013.

Nasrallah lebih lanjut mengatakan, "Kami tidak punya masalah dengan pengikut kami yang tinggal di Suriah, dan ini benar-benar nyata. Beberapa dari mereka yang pernah menentang terlibat di Suriah, bahkan beberapa dari kelompok 14 Maret, sekarang mereka berpikir bahwa hal itu adalah langkah yang diperlukan untuk melindungi Libanon dari upaya kelompok-kelompok ekstremis Takfiri.

Sebelumnya, kelompok 14 maret yang dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Saad al - Hariri menentang keras kehadiran Hizbullah di daerah perbatasan Suriah-Libanon dan menyerukan kelompok itu menarik pasukannya keluar dari wilayah.

Namun kelompok itu mengatakan, kehadiran Hibullah diperlukan untuk mengamankan wilayah perbatasan dan mayoritas Libanon percaya hal itu terbukti efektif, karena negara tersebut telah menderita akibat perang di Suriah dengan hadirnya kelompok Takfiri yang menyusup ke Libanon.

Minggu, 06 April 2014

Rahbar: Musuh Dapat Dikalahkan dengan Persatuan

Kamis, 2014 Maret 27 04:00
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyatakan rakyat dapat mengalahkan musuh-musuhnya melalui persatuan, iman dan ketahanan.

"Pelajaran terbesar dari Pertahanan Suci (istilah yang mengacu pada perlawanan Iran selama perang yang dipaksakan Irak, 1980-1988) adalah bahwa hal itu menunjukkan bangsa dapat melalui jalan sulit dengan kesatuan, iman, keyakinan pada Allah dan percaya akan kebenaran janji ilahi, dan bahwa rakyat juga itu dapat memukul mundur musuh dan mengalahkan mereka dengan muqawama," kata Ayatollah Khamenei pada hari Rabu.

Pemerintah AS dan Eropa yang merupakan musuh pemerintahan Islam menyuplai mantan diktator Irak Saddam Hussein dengan peralatan mutakhir dan mendorongnya untuk melanjutkan perang dengan Iran, kata Rahbar, seraya menambahkan, "Masalah ini menyebabkan perang yang dipaksakan itu berlangsung selama delapan tahun."

Ayatullah Khamenei menggarisbawahi bahwa faktor kunci untuk kehormatan bangsa adalah upaya-upaya di berbagai bidang ilmiah, ekonomi dan sosial, dan di atas semua, kesiapan rakyat untuk mengorbankan nyawa mereka.

"Mereka yang menginginkan keburukan bangsa Iran serta sejumlah pihak berusaha untuk mengorbankan era Pertahanan Suci dan karakter berpengaruhnya agar terlupakan," tutur beliau.

Namun demikian, Ayatullah Khamenei mengatakan, setiap saat dari peristiwa Pertahanan Suci terukir dalam benak rakyat Iran dan berfungsi sebagai kekuatan pendorong di belakang gerakan mereka menggapai cita-cita.