This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 23 Oktober 2014

Kaget Sekolah Gaza Hancur, Ban Desak Penyelidikan



Gaza, reruntuhan bekas serangan Zionis Israel

Ia menyatakan shock saat menyaksikan kehancuran sekolah PBB dalam kunjungan Selasa (14/10/14) ke beberapa daerah yang paling hancur dalam serangan Israel di Gaza pada bulan Juli dan Agustus lalu.

Ban juga mengunjungi sebuah sekolah PBB di Jabaliya. Di sana, peluru tank menghantam dua ruang kelas dan membuat 20 orang yang berlindung di sana tewas.

"Penembakan sekolah PBB benar-benar tidak dapat diterima. Tindakan ini harus diselidiki secara independen," katanya.

Setelah bertemu beberapa pejabat Palestina, Ban menggambarkan kerusakan perang tahun ini lebih buruk dari serangan Israel ke Gaza pada musim dingin 2008-2009. "Kerusakan jauh lebih serius dari apa yang saya lihat di 2009."

Ia juga mendesak Israel dan Palestina untuk melanjutkan perundingan damai segera.

Pejabat kesehatan Gaza mengatakan lebih dari 2.140 warga Palestina, termasuk 577 anak-anak, tewas dalam serangan Israel. Lebih dari 11,100 orang, termasuk 3.374 anak-anak, 2.088 perempuan dan 410 orang tua terluka.

Sementara 15,600 unit rumah rusak dalam serangan, dengan 2.200 lebih rumah hancur total.

PBB memperkirakan 400.000 anak-anak Gaza membutuhkan perawatan psikologis sebagai efek serangan terbaru di Gaza dan agresi militer Israel lainnya sejak tahun 2006.

Warga Ramallah Gelar Demo Dukung al-Aqsa


Para pengunjuk rasa berjanji melakukan semua yang mereka bisa dalam melawan agresi para pemukim Israel yang didukung pasukan pendudukan di kota dan Masjid al-Aqsa. 

"Hari ini, kami berada di sini mengirim pesan pada masyarakat internasional untuk melindungi Masjid Al-Aqsa dan kota Yerusalem... "kata aktivis Palestina Esam Baker. 

Tiga warga Palestina terluka setelah warga Palestina yang berusia di bawah 50 tahun ditolak masuk ke masjid pada sehari sebelumnya. 

"Kejahatan pendudukan dan agresi sedang berlangsung terhadap rakyat kami di seluruh wilayah yang diduduki. Itulah sebabnya kenapa ada kekerasan di tempat-tempat suci," kata Wasel Abu Yousef, pemimpin Front Pembebasan Palestina.

Warga Palestina sangat marah atas penodaan situs suci Islam. Mereka berpendapat al-Quds adalah ibukota negara Palestina di masa depan dan warisan budaya Islam harus terjaga utuh.

Israel Terus Melakukan Penyiksaan Terhadap Anak-anak Palestina



Sejumlah besar anak-anak Palestina ditahan di penjara Israel sedang mengalami penyiksaan dan pelecehan, kata seorang pejabat Palestina. 

Rami al-Alami seorang pengawas anak-anak Palestina di penjara militer Israel, mengatakan bahwa sekitar 100 anak-anak yang ditahan di penjara ini membutuhkan perhatian medis dan psikologis karena mereka ditahan dalam kondisi buruk dan disiksa oleh para penjaga penjara Israel. 

Anak-anak yang dipenjara bahkan tidak mendapatkan hak-hak dasar mereka, termasuk pendidikan, perawatan yang tepat dan perawatan medis, ungkapnya. 

Hampir 250 anak Palestina di bawah umur saat ini dipenjara di tiga penjara Israel. 

Pejabat Palestina mengatakan bahwa pemerintah Israel akan mengadili anak-anak ini dalam pengadilan militer, sebagaimana pengadilan tahanan dewasa, dan langkah ini bertentangan dengan hukum internasional. 

Dalam kasus terbaru, pada hari Kamis (16/10/14) tentara Israel menembak mati Bahaa Sameer Badir, seorang anak Palestina berusia 13 tahun, di Tepi Barat Palestina. 

Sementara itu, pejabat kesehatan Gaza mengatakan sedikitnya 577 anak-anak tewas dan lebih dari 3.374 lainnya terluka dalam 50 hari serangan Israel di Jalur Gaza yang dimulai pada awal Juli.

Update: AU Irak Bunuh 60 Takfiri ISIS



Perkembangan terakhir di Irak menyebutkan, Angkatan Udara Irak membombardir tempat pertemuan elemen-elemen Takfiri ISIS di wilayah al-Siniya pada Rabu, 22/10/14, pagi.

Komandan Militer Elit, Ali al-Quraisy, dalam rilis pers mengatakan, "Pesawat tempur IA menyerang base kamp (ISIS), menewaskan sedikitnya 60 anggota teroris." 

Sebelumnya diberitakan, sebuah video diposting oleh anggota Takfiri ISIS menunjukkan kepemilikan puluhan kotak-kotak senjata kiriman Amerika yang diklaim dikirim via pesawat ke wilayah yang di kontrol oleh ISIS.

Dalam rilis yang diposting oleh Pentagon, senjata-senjata itu dimaksudkan untuk pejuang Kurdi supaya digunakan dalam serangan mereka terhadap kelompok ISIS.

Parlemen Kurdi Irak Gelar Voting untuk Bantu Kobani



"Hari ini, parlemen Kurdi akan menyelenggarakan sebuah sesi untuk melegalkan presiden menggerakkan tentara ke Kobani," kata Omid Khoshnaw, ketua Partai Demokratik Kurdi seperti dilansir Press TV.


Dikabarkan, Kurdi Suriah tengah berharap-harap cemas menanti bantuan dari Kurdi Irak. 

Tapi seorang pejabat Kurdi, Idris Nasen, mengatakan sejauh ini belum ada jelas bagaimana memfasilitasi pasukan Peshmerga agar bisa masuk ke Kobani. Tanpa koordinasi, tambahnya, penyebrangan ke Kobani akan mustahil. Apalagi militan ISIS menyerang Kobani dari tiga arah.

ISIS menyerang Kobani sejak September lalu. Mereka sukses merebut lusinan desa di pinggiran Kobani.

Sebelum ini, Menlu Turki sempat mengatakan bahwa pihaknya akan mengizinkan pasukan Kurdi Irak melewati perbatasannya. 

Tapi pernyataan itu ternyata tak segera terujud karena kesesokan hariny, Mevlut Cavusoglu menyatakan kalau Peshmerga "belum menyebrang ke Kobani lewat Turki" dan 'isu ini masih dibicarakan". 

ISIS Rebut Dua Desa di Bukit Sinjar



Mereka merebut desa itu dari para relawan Yazidi yang sudah menjaga wilayah tersebut sejak dua bulan lalu.


Di bawah cuaca buruk dan pasokan senjata yang menipis, relawan Yazidi terpaksa mundur dan berlindung di sebuah tempat ibadah Sharfadin. 

"Kami hanya punya sedikit amunisi dan mereka terus bergerak maju," kata salah satu relawan Khalil Qassim Shesho, 44 tahun, yang terjebak di Sharfadin, seperti dilansir Washington Post. 

Ia melanjutkan "Saya dapat melihat lima Humvee [kendaraan lapis baja] tanpa menggunakan binocular. Kami butuh pesawat!"

Meski pada Agustus lalu, Obama mengesahkan serangan udara di Irak tapi serangan tampaknya tak mampu menghentikan gerak ISIS.

Arab Saudi Jatuhkan Hukuman Mati Bagi Pengunjuk Rasa



Arab Saudi sekali lagi menghukum mati pengunjuk rasa atas tuduhan berpartisipasi dalam demonstrasi anti-rezim dan melawan terhadap kode keamanan kerajaan.

Sebuah pengadilan tinggi di Riyadh pada Selasa, 22/10/14, mengelurakan putusan hukuman mati kepada dua pengunjuk rasa dan hukuman penjara 12 tahun untuk individu ketiga, demikian Saudi Press Agency melaporkan tanpa menyebut nama-nama terdakwa.

Hukuman tersebut dikeluarkan untuk memperjelas bahwa putusan itu diterbitkan sebagai bentuk jera kepada orang lain.

Dalam laporan Kantor Berita Saudi, para pengunjuk rasa itu juga dituduh berpartisipasi dalam pawai dan demonstrasi yang menyebabkan kerusuhan di Awamia, sebuah desa yang terletak di wilayah al-Qatif di Provinsi Timur Arab Saudi.

"Meneriakkan slogan-slogan yang memusuhi negara dengan maksud melanggar keamanan dan menggulingkan rezim, melancarkan serangan terhadap pasukan keamanan Saudi dan mengambil obat-obatan dari apotek juga di antara tuduhan yang dibuat terhadap para pengunjuk rasa."

Putusan terbaru itu diberlaukan setelah ulama Syiah Saudi, Sheikh Nimr Baqir al-Nimr, dijatuhi hukuman mati di Pengadilan Pidana Khusus di ibukota Saudi pada tanggal 15 Oktober lalu.

Amnesty International menyebut hukuman mati bagi Sheikh Nimr sangat "mengerikan," dan mengatakan putusan itu harus dibatalkan karena dimotivasi politik.

Saudi Arabia mendapat kecaman dari berbagai organisasi hak asasi manusia internasional, yang mengkritik karena gagal mengatasi situasi hak asasi manusia yang mengerikan dalam kerajaan. Para kritikus mengatakan, negara monarki absolut itu menunjukkan toleransi nol terhadap perbedaan pendapat.

Sheikh Abdul Aziz : "Al-Qaeda dan ISIS Musuh Islam"


Takfiri ISIS


Empat perempuan Arab Saudi dipenjara dengan tuduhan sedanga menyiapkan anak-anak mereka untuk berperang dan mendukung al-Qaida, lapor media resmi kerajaan, Rabu, 23/10/14.

Mereka dijatuhi hukuman antara 6 dan 10 tahun penjara, Saudi PressAgency melaporkan Rabu malam setelah jatuh vonis.

Dikatakan pengadilan, hukuman dijatuhkan terhadap perempuan itu atas tuduhan termasuk mempersiapkan beberapa anak-anak mereka untuk berperang di daerah konflik.

Mereka juga dinyatakan bersalah karena "mendukung al-Qaeda", mengakses situs internet yang diblokir, dan men-download materi audio visual yang berkaitan dengan pertempuran.

Namun pengadilan tidak menyebutkan kapan pelanggaran terjadi.

Sementara itu, ulama kerajaan, Sheikh Abdul Aziz al-Sheikh, mendesak kepada pemuda Muslim tidak terpengaruh oleh panggilan untuk jihad yang dianggapnya prinsip-prinsip sesat.

Al-Sheikh menjelaskan, bahwa al-Qaida dan ISIS merupakan "musuh nomor satu" Islam.

Pihak berwenang pada tahun 2011 mendirikan pengadilan khusus untuk warga Saudi atau asing yang dituduh terlibat dengan al-Qaeda atau terlibat dalam serangan mematikan di kerajaan 2003-2006.

Aneh, hukuman terbaru ini diberlakukan disaat kerajaan Arab Saudi dan beberapa negara Arab berpartisipasi dalam serangan udara pimpinan AS terhadap kelompok Takfiri ISIS di Suriah.

Raja Abdullah pada bulan Februari menetapkan hukuman penjara hingga 20 tahun bagi warga yang bepergian ke luar negeri untuk berjihad, setelah konflik di Suriah menarik ribuan warga Saudi. 

Syiah adalah Simbol Perlawanan


Zein al-Kaff

Para pembenci Syiah lupa pada fakta ini: Syiah tidak hanya sebuah mazhab dalam Islam. Sejak Revolusi Islam di Iran 35 tahun lampau, Syiah telah berubah menjadi sebuah simbol. Ya, simbol perlawanan.

Di mana-mana di dunia Islam, sosok Khomeini, Muthahhari dan Syariati menjadi ikon perlawanan atas hegemoni dan dominasi. Iran, dan belakangan Hizbullah di Lebanon yang juga berafiliasi dengan Syiah, melesat bak meteor menembus kebekuan gerak umat. Dunia Islam terguncang oleh retorika yang memancar dari revolusi Islam Iran, dan akhirnya, tak sedikit, yang melirik dan tertarik pada kandungan mazhabnya.

Syiah berubah dari sekedar mazhab yang diwariskan dari satu generasi ke generasi lain. Ia telah menjadi ideologi yang siap menentang, menantang dan mencabar berbagai bentuk tirani.

Ia seperti bara. Kekuasaan yang korup dan despot pun gerah mendengar perkembangan mazhab ini. Bukan karena Syiah itu punya dalil-dalil tekstual di kitab-kitab mereka dan kitab-kitab Sunni. Bukan itu yang ditakutkan oleh para penguasa. Yang mereka takutkan adalah sisi pergerakan dan perlawanan yang melambari mazhab ini.

Syiah dicap sebagai rafidhoh (menolak) karena Syiah revolusi Khomeini memang tak pelak menolak kekuatan paling mencengkram di dunia Islam, yakni kekuatan Amerika Serikat dan seluruh sekutunya. Di puncak kelaliman dan kedigdayaan Amerika, para pemimpin Syiah bangkit memberontak. Berbekal inspirasi kisah Karbala dan perjuangan revolusi Islam Iran, para tokoh Syiah dunia seperti tak kenal takut dan lelah. Mereka seperti anak-anak onta yang kehausan menenggak susu syahadah. Bagi mereka, seperti Husein bin Ali di Padang Karbala, kematian itu tak lebih dari perjumpaan yang dinanti dan didambakan.

Semua kenyataan inilah yang sebenarnya menggerakkan badan-badan intelijen dunia, terutama dinas intelijen Amerika dan Arab Saudi, untuk melakukan serangkaian operasi agar ‘wabah Syiah’ tidak menjangkiti jutaan remaja Muslim. Mereka merancang gerakan stigmatisasi dan membangkitkan fanatisme sektarian di tengah umat. Tujuannya? Apalagi kalau bukan agar Syiah tidak terus mengancam kursi empuk mereka.

Dan begitulah. Pekerjaan awal lembaga-lembaga intelijen itu adalah merekrut tiga tipe agen: ustad karbitan yang haus ketenaran; pedagang yang hanya tahu untung rugi; dan terakhir pejuang dungu yang salah paham.

Tipe pertama diwakili oleh Bahtian Natsir, Farid Okbar, Fahmi Salim, Said Samad, Ali Karrar, dan sebagainya. Tipe kedua diwakili oleh Ahmad bin Zein Alkaff, Ma’ruf Amien, Abu Jibril, Tengku Zulkarnain, Safiuddin Gersempal, Muhammad Baharun, Muhdor Alhamid, mantan bupati Sampang Noer Thahja dan sebagainya. Tipe ketiga paling sedikit jumlahnya, diwakili oleh Abu Bakar Ba’asyir.

Dalam perkembangannya, para ustad karbitan akan selalu mencari jalan ketenaran dengan mencaci maki dan mengkafirkan Syiah. Sehari mereka tidak melakukan tugas ini, sehari itu pula rating mereka merosot, dan bakal ada orang lain yang akan mengisinya. Persaingan di ranah ini cukup ketat mengingat banyaknya ustad yang siap dikarbit dengan cara apapun, termasuk mencaci maki orang atau mazhab yang jauh lebih baik daripada dirinya.

Tipe kedua lebih susah lagi. Sehari mereka tidak membuat seminar, melontarkan ceramah kebencian dan tidak memproduksi artikel atau buku yang mengkafirkan Syiah, maka rekening mereka akan menyusut drastis. Syiah adalah mata pencaharian. Ia menentukan jumlah kepulan asap dapur mereka. Mereka bakal bergiat melakukan segalanya sambil terus melaporkan perkembangan Syiah yang dibesar-besarkan kepada para donatur agar aliran dana kian deras mengucur.

Yang paling naas adalah tipe ketiga. Mereka akan selalu dijadikan sebagai ‘kombatan’, paling berkeringat, bersusah-payah, berpeluh berkeringat, berdarah-darah, masuk terungku dan sebagainya demi memperjuangkan gerakan anti Syiah. Mereka paling tidak meraih popularitas, paling sedikit menerima dana dan umumnya paling terdepan diusung di atas keranda.

Kepada mereka semua kita perlu ingatkan: Syiah Khomeini, Khamenei, Muthahhari, Syariat, Hasan Nashrallah, Musa Sadr, Baqir Sadr, Mustafa Chamran, Imad Mughniyah, Abdul Malik Al-Houtsi dan para pejuang lain takkan pernah surut.

Syiah bakal terus berkibar seiring dengan tetesan darah syuhada di jalan perlawanan atas penindasan dan penjajahan. Mereka bakal mekar semerbak wangi seperti bunga-bunga martir yang tak mungkin kuncup sekalipun tak pernah disiram dan dirawat.

Syiah tidak tumbuh dari kumpulan dalil naqli maupun ‘aqli, di dalam Ushul Kafi atau Biharul Anwar, menurut Shahih Bukhori maupun Muslim. Tidak! Syiah yang seperti ini tumbuh dalam jiwa tiap insan yang mau melawan kezaliman, yang siap berkorban dengan segalanya di jalan kebenaran. Syiah seperti ini sudah tentu akan selalu berhadap-hadapan dengan tiga tipe manusia tertipu seperti di atas.

Syiah seperti itu adalah manifestasi Karbala dan Asyura, yang timbul di tiap tempat dan zaman, tak peduli dalam situasi dan kondisi apapun manusia dan umat di sekitarnya, tak peduli seberapa banyak uang dan senjata yang hendak menghadangnya. Imam Husein dan keluarga beserta para sahabatnya gugur sebagai syuhada untuk hidup abadi. Begitupula dengan ajaran “Syiah” yang mereka usung.

Pasukan Bahrain Bentrok dengan Demonstran Anti-Rezim


Demonstran dan polisi Bahrain, di Dahl, Manama.jpg

Rakyat Bahrain mengadakan aksi unjuk rasa di Sitra dan Wadiyan pada Kamis (9/10/14), menyeru agar rezim mundur.

Menurut laporan, polisi Bahrain menembakkan gas air mata dan birdshot untuk membubarkan para pengunjuk rasa di Sitra. 

Pada Rabu (8/10), demonstran juga turun ke jalan-jalan di tempat lain meski rezim al-Khalifa terus menindak keras demonstran pro-demokrasi. 

Demonstrasi itu diadakan di desa Abu Saiba untuk memperingati tahun ketiga kematian seorang pemuda di tangan pasukan keamanan.

Sejak pertengahan Februari 2011, ribuan demonstran mengadakan berbagai aksi demonstrasi di jalan-jalan Bahrain dan menyeru keluarga kerajaan al-Khalifa untuk mundur.

Nasib Peng-kafir Syiah Sampang


Noer Tjahja, aktor pengusiran Syiah Sampang (Sumber gambar: Kompas)

Situs Republika kemarin, Senin (13/10) memuat berita tentang penahanan mantan Bupati Sampang, Madura, Jawa Timur di Rutan Salemba, Cabang Kejagung. Noer Tjahja ditahan beserta dua tersangka lainnya dalam kasus dugaan korupsi proyek pengelolaan alokasi gas di Kabupaten Sampang tahun 2010-2012.

Penahanan aktor politik dan intelektual di balik pengusiran warga Syiah Sampang ini dilakukan oleh Kejakgung setelah pihak penyidik tindak pidana khusus melakukan pemeriksaan intensif. Dua tersangka lainnya yang ditahan adalah Hari Oetomo dan Muhaimin, Direktur Utama dan Direktur PT Sampang Mandiri Perkasa.

Ketiganya keluar dari Gedung Bundar Kejaksaan Agung sekitar pukul 19.00 WIB. Mereka langsung dibawa ke Rutan Salemba Cabang Kejaksaan Agung dengan menggunakan kendaraan roda empat B 1492 WQ.

Hari Oetomo dan Muhaimin keluar lebih dulu, kemudian dilanjutkan oleh Noer Tjahja. Noer tidak memberikan keterangan apa pun meski wartawan terus mencecar dengan sejumlah pertanyaan. Mereka langsung masuk ke dalam mobil tahanan dengan duduk di jok belakang.

"Penyidik sudah memberitahukan kepada saya, ketiga tersangka tersebut dilakukan penahanan," ujar Jaksa Agung Muda Pidana Khusus R Widyo Pramono di Gedung Bundar, Kejaksaan Agung, Senin (13/9).

Noer Tjahja ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan Surat Perintah Penyidikan Nomor: Print-06/F.2/Fd.1/01/2014, tanggal 13 Januari 2014. Dalam kasus tersebut, Noer Tjahja berperan menunjuk PT Sampang Mandiri Perkasa sebagai pengelola alokasi gas Pemkab Sampang. 

Padahal, PT Sampang Mandiri Perkasa bukanlah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Akibat kasus tersebut, negara mengalami kerugian sebesar Rp 16 miliar.

Orang-orang Syiah mendengar berita ini dalam suasana memperingati hari raya Al-Ghadir, hari yang memperingati pengangkatan Imam Ali bin Abi Thalib sebagai wali kaum Muslimin oleh Nabi pada haji wada (haji terakhir beliau sebelum wafat). Mungkin ini hanya kebetulan belaka. Mungkin juga tidak. Yang jelas, para pelaku kezaliman, di mana pun, memiliki jabatan dan dana sehebat apapun, suatu saat akan menuai buah dari kejahatannya. Korupsi maupun pengkafiran yang berujung pada aksi pengusiran, pembakaran rumah-rumah, penghilangan hak-hak sipil warga negara adalah kezaliman yang bakal mendapatkan balasannya di dunia maupun di akhirat kelak.

Tidak lama lagi, semua yang zalim akan merasakan apa yang semestinya dirasakan Noer Thahja: penghinaan dan pembalasan awal sebelum pembalasan yang sebenarnya.

Rouhani Kecam Bantuan Keuangan Barat untuk ISIS



Rouhani Kecam Bantuan Keuangan Barat untuk ISIS

Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan bahwa pemerintah yang telah membentuk koalisi untuk melawan terorisme harus terlebih dahulu berhenti membantu kelompok teroris. 

Mereka yang mengaku akan memerangi terorisme dan mereka yang telah membentuk koalisi [anti terorisme ISIS] harus mengambil langkah pertama, yaitu menghentikan bantuan keuangan kepada kelompok-kelompok teroris," kata Presiden Iran Hasan Rouhani dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi di Teheran, Selasa (21/10/14). 

Terorisme telah tumbuh menjadi masalah besar bagi semua negara di Timur Tengah, Ia memperingatkan bahwa serangan udara koalisi anti-ISIS pimpinan AS terhadap para teroris hanya akan menguntungkan kelompok Takfiri dalam jangka panjang. 

Koalisi pimpinan Amerika telah melakukan beberapa serangan udara terhadap militan ISIS di Irak, namun serangan udara sejauh ini gagal untuk mengusir para teroris dari negara itu. 

Tentara Irak, dengan dukungan pasukan relawan, telah memerangi kelompok teroris selama hampir enam bulan. 

Iran meyakini bahwa tanggung jawab utama dalam memerangi kelompok teroris harus ditanggung oleh pasukan dan pemerintah Irak. Semakin bersatu bangsa Irak maka mereka akan semakin sukses, ungkap presiden Iran menunjukkan. 

Dia menekankan bahwa Iran telah mendukung bangsa Irak dan tentara dalam perjuangan mereka melawan kelompok teroris sejak hari pertama dan akan melanjutkan kebijakan ini sampai akhir.

Pejabat Iran: Tujuan AS dalam Memerangi Terorisme Mencurigakan


Pejabat Iran: Tujuan AS dalam Memerangi Terorisme Mencurigakan
Seorang pejabat senior Iran telah mempertanyakan tujuan dan kejujuranAmerika Serikat dalam memerangi terorisme, mengutip catatan dan sejarah Washington dalam mendukung kelompok teroris. 

Dalam pertemuan dengan Menteri Perminyakan Irak Adel Abdul-Mahdi di Teheran pada hari Rabu (22/10/14), Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi (SNSC) Iran Ali Shamkhani menunjuk dukungan AS kepada Organisasi teroris Mujahidin-e Khalq (MKO) dan mantan diktator Irak Saddam Hussein dalam Irak-Iran pada 1980, mengatakan, tujuan AS dalam memerangi terorisme mencurigakan dan tidak dapat dipercaya. 

MKO terdaftar sebagai organisasi teroris oleh banyak komunitas internasional dan telah melakukan berbagai tindakan teroris terhadap warga Iran dan Irak. 

17.000 warga Iran tewas dalam serangan teroris sejak kemenangan Revolusi Islam pada tahunn 1979, 12.000 telah menjadi korban tindakan teror yang dilakukan oleh MKO. 

Di tempat lain dalam sambutannya, Shamkhani menyebut persatuan dan solidaritas rakyat Irak, pejabat, angkatan bersenjata dan ulama agama sebagai faktor utama yang yang akan membantu bangsa mengatasi kelompok teroris saat ini

Pejabat Iran menyatakan dukungan Republik Islam Iran kepada bangsa dan pemerintah Irak, menyerukan perluasan hubungan lebih lanjut antara kedua negara.

Rahbar : Iran Harus Mengandalkan Kekuatan Pengetahuan, Bukan Minyak


Pemimpin revousi
Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Sayyid Ali Khamenei menekankan, Iran harus membuat mata rantai lengkap dan jaringan besar untuk memperoduksi bidang ilmiah.

Pernyataan itu diungkap Ayatollah Khamenei dalam pertemuan dengan para pemuda berbakat di Tehran pada Rabu, 23/10/14.

Daripada mengandalkan pendapatan minyak, Iran harus menggantungkan diri pada "kekuatan internal" - yaitu kecerdasan para pemuda, bakat dan output ilmiah serta akademik, katanya.

Jika Iran melakukan itu, katanya, maka, tidak ada negara yang dapat mempermainkan perekonomian Iran, jelasnya.

"Kecerdasan dan talenta serta upaya-upaya besar dalam belajar dan bekerja merupakan prasyarat yang dianggap sebagai sesuatu hal yang berbakat," tegas Pemimpin.

Pemimpin juga menunjuk kemajuan ilmiah yang dicapai Iran selama dekade terakhir dan menjelaskan keberlangsungan kemajuan ilmu pengetahuan merupakan kebutuhan yang pokok dan sebenarnya.

Menurutnya, kemajuan ilmu pengetahuan tidak boleh terganggu oleh hal apapun.

Dimata Pemimpin, Iran saat ini masih belum mencapai posisi yang tepat di bidang ilmu pengetahuan.

"Kemajuan ilmu pengetahuan harus dipercepat melalui pemberdayaan ekonomi dan usha-usaha berbasis pengetahuan".

Terkait dengan fluktuasi di pasar minyak internasional, Pemimpin menyatakan bahwa ketergantungan pada pendapatan minyak merupakan dampak kebijakan ekonomi bagi pembuat kebijakan utama di dunia.

Semua badan-badan dan lembaga negara, termasuk lembaga kementerian bertanggung jawab membuat upaya mempromosikan kemajuan ilmu pengetahuan. 

INILAH SUMBER-SUMBER PENDANAAN #ISIS



Suriah Hari Ini - Kelompok teroris Takfiri, Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) melakukan manuver berbahaya di negara-negara Arab khususnya di Irak dan Suriah selama beberapa bulan terakhir. ISIS mengklaim ingin mendirikan pemerintahan baru dan mengubah geopolitik di kawasan itu. Sejak 8 Juli 2014, setelah kelompok teroris tersebut menyerang Irak dan berhasil menguasai sejumlah kota termasuk Mosul (Pusat Provinsi Nineveh dan kota terbesar kedua di Irak) dan Tikrit (Pusat Provinsi Salahuddin), ISIS selalu menjadi berita utama di media dan berubah menjadi ancaman serius bagi kawasan, bahkan bagi para pendukung kelompok Takfiri itu.

Poin penting terkait aktivitas para pemimpin ISIS adalah mereka memanfaatkan kemampuan finansial untuk mendorong para pemuda dan militan dari berbagai negara untuk bergabung dengan kelompok teroris itu. Upaya tersebut telah membuahkan hasil dan ribuan orang dari 80 negara dunia bergabung dengan ISIS. Para pemimpin kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah juga memberikan bayaran tinggi kepada anggota-anggotanya, dan membeli dukungan dari para pemimpin dan pembesar suku.

Selain itu, mereka memberikan bayaran yang cukup kepada keluarga anggotanya yang tewas di medan tempur. ISIS yang mengklaim mendirikan khilafah, tentunya membutuhkan sumber-sumber dana yang banyak untuk melanjutkan kekhilafannya itu. Fareed Zakaria pada Agustus 2014 mengatakan bahwa penghasilan ISIS perharinya mencapai satu juta dolar.

Salah satu sumber terpenting pendanaan ISIS adalah bantuan-bantuan dari negara-negara Arab dan Barat, dan dalam hal ini tidak ada pihak yang meragukannya. Hingga sekarang, banyak dokumen dan laporan yang menyebutkan tentang bantuan finansial negara-negara Arab dan Barat kepada para teroris di Suriah. Laporan-laporan tersebut juga diakui oleh para pejabat negara-negara pendukung ISIS.

Di antara negara-negara Arab yang memberikan bantuan finansial terbanyak kepada kelompok-kelompok teroris termasuk ISIS di Suriah, adalah Arab Saudi, Kuwait, Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA). Selain itu, orang-orang kaya di negara-negara Arab juga menyumbangkan jutaan dolar kepada ISIS dan menjadi tuan rumah para pemimpin senior kelompok teroris tersebut.

Mengingat di sebagian besar negara Arab sering terjadi praktek pencucian uang dan lemahnya undang-undang tentang masalah itu, maka para Sheikh Arab dapat menguasai banyak sumber keuangan di negara mereka. Dengan demikian, kemungkinan adanya hubungan antara orang-orang kaya dan ISIS sangat besar.

ISIS mempunyai banyak agen dan perantara yang menghubungkannya dengan sistem perbankan di negara-negara lain terutama di negara-negara Arab, sebab uang itu sampai ke tangan para pemimpin kelompok Takfiri tersebut melalui para agen dan mafia bank. Nouri al-Maliki, mantan Perdana Menteri Irak telah berulang kali menyebut negara-negara Arab sebagai pemasok utama bagi kebutuhan kelompok-kelompok teroris di Irak dan Suriah.

Gunther Maier, Direktur Pusat Studi Dunia Arab di Universitas Mainz Jerman beberapa waktu lalu mengatakan, tidak ada keraguan lagi bahwa dukungan negara-negara Arab Pesisir Teluk Persia khususnya Arab Saudi, Qatar, Kuwait dan UEA merupakan sumber utama bagi keuangan ISIS. Ia menilai dukungan finansial negara-negara itu kepada para teroris ISIS sebagai bentuk dukungan kepada mereka dalam memerangi pemerintah Bashar al-Assad, Presiden Suriah.

Menurut Maier, sebenarnya pemerintah Riyadh telah memahami ancaman dan bahaya teroris-teroris ISIS jika kembali ke Arab Saudi, sebab ada kemungkinan mereka akan melakukan kudeta terhadap kerajaan. Direktur Pusat Studi Arab di Universitas Mainz  itu mengatakan, “Pada dasarnya, sumber utama pemasok dana mereka bukan pemerintah Arab Saudi, tetapi tokoh-tokoh kaya di negara itu.”

Haytham Manna, Direkur Pusat Studi untuk Hak Asasi Manusia Skandinavia mempublikasikan sebuah hasil penyelidikan dengan tema “Aset dan kekayaan Negara Islam Irak dan Suriah/ISIS.” Dalam laporan itu, ia mengabarkan adanya sebuah daftar 127 pedagang dan pengusaha Salafi sebagai pemasok keuangan ISIS di negara-negara seperti Kuwait dan Arab Saudi. Menurutnya, daftar tersebut telah diserahkan kepada PBB.

Sumber penting lainnya bagi pendanaan ISIS adalah pemanfaatan sumber-sumber minyak di berbagai wilayah di Suriah dan Irak yang dikuasai oleh kelompok teroris tersebut. Sejak akhir tahun 2012, sejumlah sumur minyak di utara Suriah diduduki oleh militan ISIS. Setelah menyerang kota Mosul dan Tikrit di Irak, para militan ISIS juga menguasai sebagian sumber minyak di kedua kota tersebut, dan juga berusaha keras untuk merebut wilayah penting Baiji.

Melihat kondisi tersebut, maka tidak aneh jika para teroris ISIS memiliki agen, calo dan mafia di sektor minyak supaya dapat menjual minyak mereka ke pasar-pasar internasional. Terkait laporan minyak Irak yang dipublikasikan pada Juli 2014, beberapa pakar mengatakan, ISIS memperoleh pendapatan satu juta dolar perhari dari hasil penjualan minyak kepada para pembeli di wilayah Kurdistan Irak. Selain itu, sebagian minyak mereka juga dibeli oleh perusahaan-perusahaan internasional dan pengusaha Arab.

ISIS dilaporkan mengirim minyaknya ke pasar internasional melalui jalan-jalan perbatasan Turki. Sebagian besar minyaknya yang telah diselundupkan ke Turki juga dijual. Luay al-Khatteeb, seorang peneliti di Brookings Doha Center dalam wawancaranya di jaringan CNN menjelaskan mengenai peran minyak bagi keuangan ISIS.

Al-Khatteeb mengatakan, “ISIS pada bulan Juli telah menjual minyak Irak senilai satu juta barel perhari, namun pada bulan Agustus, jumlah itu meningkat menjadi dua juta barel perhari. Dengan jumlah penjualan tersebut, ISIS bisa memperoleh penghasilan sebesar 730 juta dolar pertahun. Kelompok teroris itu menjual minyaknya melalui perbatasan Turki dan Yordania. Sebenarnya, Turki memenuhi sebagian keperluan minyaknya melalui teroris-teroris ISIS.”

Penyelundupan adalah salah satu cara penting lainnya bagi pendanaan ISIS. Kelompok teroris tersebut mempraktekkan semua jenis penyelundupan, baik penyelundupan bahan-bahan baku, barang-barang antik, manusia, senjata dan obat-obatan. Dengan cara ini, mereka dapat memenuhi kebutuhannya. Sebagai contoh, militan ISIS telah menjarah peninggalan bersejarah yang telah berumur lebih dari delapan ribu tahun di wilayah al-Nabuk di pegunungan al-Qalamoun, barat Suriah. Barang antik itu diselundupkan dan dijual dengan harga lebih dari 36 juta dolar.

Senjata dan obat-obatan juga menjadi bagian dari barang penyelundupan ISIS yang dijual ke pasar negara-negara Arab. Kebanyakan senjata yang diselundupkan dan dijual di pasar negara-negara Arab adalah senjata canggih buatan Barat dan rezim Zionis Israel. Selain itu, para militan ISIS juga menjual anak-anak dan perempuan Suriah dan Irak untuk menambah penghasilan mereka. Dengan cara-cara ilegal ini, mereka memperoleh banyak dana untuk menjalankan operasi terorisme di kedua negara Arab itu.

Sumber dana lainnya bagi keuangan ISIS adalah pengambilan pajak dari penduduk, pedagang dan pengusaha di berbagai wilayah yang dididuduki. Sebagai contoh, di Provinsi Raqa (al-Raqqah) di timur laut Suriah yang telah lama dikuasai oleh ISIS, telah diberlakukan pajak bagi masyarakat biasa, pedagang besar dan kecil. Mereka wajib untuk membayar pajak-pajak itu sesuai ketentuan yang ditetapkan ISIS.

ISIS juga menggunakan cara tersebut di Irak dan menarik pajak dari penduduk wilayah-wilayah yang dikuasainya khususnya bagi para minoritas. Dalam sebuah laporan, Dewan Hubungan Luar Negeri Amerika Serikat pada Agustus 2014 menyatakan bahwa selama satu bulan ISIS telah menarik pajak sebesar 8 juta dolar dari para pedagang di kota Mosul.

Penjarahan dan pemerasan yang disertai dengan kekerasan adalah cara-cara ISIS untuk mengumpulkan dana. Sebelum menduduki kota Mosul, uang kas kelompok teroris itu telah mencapai 875 juta dolar, namun setelah menduduki kota tersebut, jumlahnya meningkat menjadi sekitar 2,4 miliar dolar. Uang itu berasal dari hasil merampok bank, merampas senjata dan memeras penduduk.

Setelah menyerang kota Mosul, ISIS menjarah Bank Sentral Mosul dan mencuri lebih dari 500 juta dolar. Sebelumnya, kelompok Takfiri itu juga melakukan hal yang sama di Suriah. Hal inilah yang menyebabkan penyesalan bagi orang-orang di beberapa wilayah Suriah dan Irak yang menyambut kedatangan ISIS.

Tak diragukan lagi, ISIS adalah bentukan AS, Barat, rezim Zionis dan sejumlah negara Arab. Sumber-sumber finansial kelompok teroris tersebut juga didapat melalui negara-negara itu dalam berbagai bentuk seperti bantuan keuangan, senjata, bantuan kelancaran penyelundupan dan penjualan minyak.

Turki dan sejumlah negara Barat dilaporkan memanfaatkan ISIS untuk memenuhi sebagian kebutuhan energinya. Dengan membeli minyak ISIS dengan harga murah, negara-negara itu telah menutupi kekurangan minyaknya dan sekaligus membantu keuangan kelompok teroris itu.

Para pedagang, saudagar dan pengusaha Salafi khususnya di Arab Saudi dan Kuwait juga membantu ISIS melalui cara tersebut. Berdasarkan bukti-bukti itu, tidak ada lagi keraguan bahwa upaya sejumlah negara terutama AS untuk membentuk Koalisi Internasional Anti-ISIS hanya untuk mengaburkan peran besar mereka dalam pembentukan ISIS di wilayah barat Asia. (SHI/RA)

Rabu, 15 Oktober 2014

Velayati: Iran Dukung Negara-negara yang Tulus Perangi ISIS


Teroris Takfiri ISIL di Suriah"Republik Islam Iran mendukung negara sahabat yang memerangi terorisme dan melawan ISIS," Ali Akbar Velayati, penasihat senior Pemimpin Revolusi Islam, pada wartawan, Minggu (12/10/14). 

Velayati, yang juga ketua Pusat Kebijaksanaan Dewan Riset Strategis, mengecam koalisi "palsu" pimpinan AS dalam melawan teroris ISIS dan mengatakan aliansi ini hanya punya ingin berpropaganda. 
Ia mengatakan Iran menyadari fakta bahwa AS dan sekutunya NATO mendukung teroris ISIS dan menambahkan, "Republik Islam menentang terorisme dan benar-benar berjuang melawan terorisme." 

Iran sudah membantu Kurdi Irak secara militer dalam memerangi ISIS tapi menekankan bahwa pihaknya tidak akan bergabung dengan koalisi pimpinan AS karena tidak mempercayai motif anggota-anggotanya. 

Presiden Iran Hassan Rouhani pada 15 September lalu meragukan ketulusan koalisi tersebut dan menyebutya sebagai "lelucon" karena negara-negara yang mendukung dan membiayai kelompok-kelompok teroris sekarang berusaha memeranginya.

Selasa, 14 Oktober 2014

ASSAD: TERORIS TIDAK BISA DIKALAHKAN OLEH PENYEBAR TERORISME



Suriah Hari Ini - Presiden Suriah Bashar Assad mengatakan teroris tidak bisa dikalahkan oleh negara yang menyebarkan terorisme.

"Perang melawan ISIS saat ini adalah pertempuran antara negara-negara penyokong terorisme dengan teroris ciptaannya," ujar Assad, ketika menerima kunjungan Sekretaris Dewan Tertinggi Keamanan Nasional Iran Ali Shamkhani di Damaskus.

"Mereka memberi bantuan logistik dan keuangan, dan menyebarkan terorisme ke seluruh dunia," lanjut Assad seperti dikutip kantor berita SANA.

Serangan Assad ditujukan ke AS dan negara-negara Arab yang mendukung pemberontakan di Suriah. Assad dan Shamkhani juga memperingatkan AS sedang menjalankan agenda rahasia karena tidak berkoordinasi dengan Damaskus dalam perang melawan ISIS di Suriah. (SHI/WI)