Selasa, 08 Juli 2014

6.000 Elemen ISIS Siap Ganyang Turki, Bagaimana dengan Indonesia?

Takfiri ISIS siap ganyang Turki
Lebih dari 6.000 warga Turki bergabung dengan kelompok jaringan Takfiri ISIS yang sebagian dari mereka tidak terlibat dalam perang, dan kembali ke Turki setelah merampungkan latihan selama dua bulan, demikian menurut mantan militan ISIS asli Turki.

Mantan militan, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya dan hanya memberikan inisial A.C itu adalah seorang wakil komandan ISIS dan bertanggung jawab penuh atas perbatasan Turki. 

ISIS aktif dalam berbagai perang sipil dan mengontrol wilayah Suriah di sepanjang perbatasan Turki. Kelompok ini juga sebelumnya diakui oleh komando pusat al-Qaeda sebelum terjadi betrokan dan pembunuhan antara anggota Front al-Nusra yang merupakan sayap resmi al-Qaeda di Suriah.

A.C berbicara mengenai hal itu kepada surat kabar Today Zaman dari rumah keluarganya di provinsi selatan Hatay. Dia memulai berbicara mengenai hal yang mendorongnya untuk meninggalkan desa kecil di Hatay untuk pergi ke Suriah dan bergabung bersama elemen-elemen Takfiri ISIS.

Berbicara dengan antusias mengenai bentrokan di mana ia sendiri berpartisipasi di Suriah, A.C mengatakan apa yang paling mengejutkannya tentang ISIS adalah berbagai etnis orang bergabung dalam sebuah organisasi bernama ISIS. 

"Ada seorang wanita petempur dari Mesir yang telah meninggalkan suaminya untuk bergabung dengan organisasi. Dia punya dua anak. Ada juga prajurit-prajurit dari Amerika Serikat, Jerman dan banyak negara-negara Eropa. Sebagian besar dari mereka tahu beberapa bahasa. Ada juga beberapa prajurit berasal dari Mesir dan Suriah," katanya.

Laporan intelijen Turki sebelumnya menunjukkan, banyak para militan asing itu berasal dari berbagai negara di seluruh dunia, termasuk Perancis, Inggris dan Jerman di samping Turki. Mereka menyeberang ke Suriah dari Turki untuk bergabung dengan ISIS dan berbagai kelompok teroris lainnya di wilayah tersebut. Menurut laporan media setempat, mereka dengan keahliannya dapat dengan mudah melintasi perbatasan Turki-Suriah di provinsi perbatasan Sanliurfa, Kilis, Gaziantep dan Hatay dengan bantuan penyelundup ilegal.

Militansi ISIS
Menurut A.C, lebih dari 23.000 militan ISIS di Suriah dan 17.000 dari mereka bersumpah melindungi organisasi sampai mereka mati. "Ribuan warga Turki bergabung bersama ISIS. Saya sudah berbicara dengan ratusan dari mereka. Saya pikir 5-6,000 prajurit Turki juga pergi ke Suriah. Saya membantu kelompok Mujahiddin Turki (militan fundamentalis Islam) untuk menyeberangi perbatasan, "katanya.

Menurut sumber media, ISIS berfokus pada upaya-upaya perekrutan warga Turki dari Istanbul dan menargetkan pemuda berpenghasilan rendah, biasanya kisaran usia 18 dan 25, yang memiliki masalah keluarga. ISIS bahkan mendirikan sejumlah pusat-pusat keagamaan untuk merekrut orang-orang muda di Istanbul, Gungoren, Bagcilar dan Fatih, yang dikenal sebagai daerah konservatif.

A.C juga mencerikan bahwa dirinya bertempur untuk ISIS di Damaskus, komandannya adalah mantan tentara AS yang bertempur di Afghanistan dan masuk Islam ketika ia berperang melawan Taliban di sana.

"Dia datang ke Suriah untuk [tujuan] jihad. Kami sangat menghormatinya. Ia telah memimpin berbagai bentrokan di berbagai tempat. Dia adalah seorang Mujahid yang sejati," kata A.C.

Sejak dirinya bertempur bersama ISIS, A.C telah menyaksikan berbagai bentuk kejahatan dan eksekusi massal yang dilakukan oleh ISIS. Salah satu eksekusi yang tidak bisa dia lupakan adalah eksekusi seorang anak berumur 16 tahun yang dituduh sebagai mata-mata yang menyebabkan tewasnya ratusan militan ISIS.

"Dia diadili dan mengaku melakukan pelanggaran itu. Saya katakan kepadanya untuk meminta ampunan kepada Tuhan. Saya menuntun dia untuk berwudhu dan kemudian dia berdoa. Empat hari berlalu. Kemudian, pengadilan Islam menjatuhkan hukuman mati kepadanya. Saya pergi untuk menghampirinya dan mengatakan ia akan dieksekusi.

Militan Turki yang dilatih oleh ISIS di Suriah beroperasi di sejumlah yayasan Islam dan asosiasi di Turki. Dengan kedok menyelenggarakan berbagai kegiatan keagamaan dengan tujuan menarik anggota baru dalam organisasi. Mereka sangat aktif bergerak berkunjung ke berbagai pelosok desa-desa dekat Laut Hitam, Laut Tengah dan Tenggara untuk meyakinkan orang-orang muda di sana untuk bergabung dengan ISIS. Para keluarga yang anak-anaknya bergabung dengan ISIS merasa ketakutan, harus tetap diam atau akan dibunuh.

Sebuah keluarga di Bitlis kepada Today Zaman dengan kondisi anonimitas mengatakan, satu-satunya hal yang mereka inginkan dari negara adalah memungkinkan kembalinya anak-anak mereka dan berharap anak-anaknya tidak akan dibunuh oleh sesama anggota ISIS.

Kasus yang sama terjadi di tanah air, nampak sekali ISIS sengaja dikembangbiakkan oleh oknum-oknum tertentu dalam lingkaran pemerintah untuk menciptakan kasus Suriah dan Irak di Republik Indonesia. Dalam berbagai kesempatan ISIS Indonesia unjuk kekuatan dan menantang tentara Republik Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar