This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 23 Oktober 2014

Kaget Sekolah Gaza Hancur, Ban Desak Penyelidikan



Gaza, reruntuhan bekas serangan Zionis Israel

Ia menyatakan shock saat menyaksikan kehancuran sekolah PBB dalam kunjungan Selasa (14/10/14) ke beberapa daerah yang paling hancur dalam serangan Israel di Gaza pada bulan Juli dan Agustus lalu.

Ban juga mengunjungi sebuah sekolah PBB di Jabaliya. Di sana, peluru tank menghantam dua ruang kelas dan membuat 20 orang yang berlindung di sana tewas.

"Penembakan sekolah PBB benar-benar tidak dapat diterima. Tindakan ini harus diselidiki secara independen," katanya.

Setelah bertemu beberapa pejabat Palestina, Ban menggambarkan kerusakan perang tahun ini lebih buruk dari serangan Israel ke Gaza pada musim dingin 2008-2009. "Kerusakan jauh lebih serius dari apa yang saya lihat di 2009."

Ia juga mendesak Israel dan Palestina untuk melanjutkan perundingan damai segera.

Pejabat kesehatan Gaza mengatakan lebih dari 2.140 warga Palestina, termasuk 577 anak-anak, tewas dalam serangan Israel. Lebih dari 11,100 orang, termasuk 3.374 anak-anak, 2.088 perempuan dan 410 orang tua terluka.

Sementara 15,600 unit rumah rusak dalam serangan, dengan 2.200 lebih rumah hancur total.

PBB memperkirakan 400.000 anak-anak Gaza membutuhkan perawatan psikologis sebagai efek serangan terbaru di Gaza dan agresi militer Israel lainnya sejak tahun 2006.

Warga Ramallah Gelar Demo Dukung al-Aqsa


Para pengunjuk rasa berjanji melakukan semua yang mereka bisa dalam melawan agresi para pemukim Israel yang didukung pasukan pendudukan di kota dan Masjid al-Aqsa. 

"Hari ini, kami berada di sini mengirim pesan pada masyarakat internasional untuk melindungi Masjid Al-Aqsa dan kota Yerusalem... "kata aktivis Palestina Esam Baker. 

Tiga warga Palestina terluka setelah warga Palestina yang berusia di bawah 50 tahun ditolak masuk ke masjid pada sehari sebelumnya. 

"Kejahatan pendudukan dan agresi sedang berlangsung terhadap rakyat kami di seluruh wilayah yang diduduki. Itulah sebabnya kenapa ada kekerasan di tempat-tempat suci," kata Wasel Abu Yousef, pemimpin Front Pembebasan Palestina.

Warga Palestina sangat marah atas penodaan situs suci Islam. Mereka berpendapat al-Quds adalah ibukota negara Palestina di masa depan dan warisan budaya Islam harus terjaga utuh.

Israel Terus Melakukan Penyiksaan Terhadap Anak-anak Palestina



Sejumlah besar anak-anak Palestina ditahan di penjara Israel sedang mengalami penyiksaan dan pelecehan, kata seorang pejabat Palestina. 

Rami al-Alami seorang pengawas anak-anak Palestina di penjara militer Israel, mengatakan bahwa sekitar 100 anak-anak yang ditahan di penjara ini membutuhkan perhatian medis dan psikologis karena mereka ditahan dalam kondisi buruk dan disiksa oleh para penjaga penjara Israel. 

Anak-anak yang dipenjara bahkan tidak mendapatkan hak-hak dasar mereka, termasuk pendidikan, perawatan yang tepat dan perawatan medis, ungkapnya. 

Hampir 250 anak Palestina di bawah umur saat ini dipenjara di tiga penjara Israel. 

Pejabat Palestina mengatakan bahwa pemerintah Israel akan mengadili anak-anak ini dalam pengadilan militer, sebagaimana pengadilan tahanan dewasa, dan langkah ini bertentangan dengan hukum internasional. 

Dalam kasus terbaru, pada hari Kamis (16/10/14) tentara Israel menembak mati Bahaa Sameer Badir, seorang anak Palestina berusia 13 tahun, di Tepi Barat Palestina. 

Sementara itu, pejabat kesehatan Gaza mengatakan sedikitnya 577 anak-anak tewas dan lebih dari 3.374 lainnya terluka dalam 50 hari serangan Israel di Jalur Gaza yang dimulai pada awal Juli.

Update: AU Irak Bunuh 60 Takfiri ISIS



Perkembangan terakhir di Irak menyebutkan, Angkatan Udara Irak membombardir tempat pertemuan elemen-elemen Takfiri ISIS di wilayah al-Siniya pada Rabu, 22/10/14, pagi.

Komandan Militer Elit, Ali al-Quraisy, dalam rilis pers mengatakan, "Pesawat tempur IA menyerang base kamp (ISIS), menewaskan sedikitnya 60 anggota teroris." 

Sebelumnya diberitakan, sebuah video diposting oleh anggota Takfiri ISIS menunjukkan kepemilikan puluhan kotak-kotak senjata kiriman Amerika yang diklaim dikirim via pesawat ke wilayah yang di kontrol oleh ISIS.

Dalam rilis yang diposting oleh Pentagon, senjata-senjata itu dimaksudkan untuk pejuang Kurdi supaya digunakan dalam serangan mereka terhadap kelompok ISIS.

Parlemen Kurdi Irak Gelar Voting untuk Bantu Kobani



"Hari ini, parlemen Kurdi akan menyelenggarakan sebuah sesi untuk melegalkan presiden menggerakkan tentara ke Kobani," kata Omid Khoshnaw, ketua Partai Demokratik Kurdi seperti dilansir Press TV.


Dikabarkan, Kurdi Suriah tengah berharap-harap cemas menanti bantuan dari Kurdi Irak. 

Tapi seorang pejabat Kurdi, Idris Nasen, mengatakan sejauh ini belum ada jelas bagaimana memfasilitasi pasukan Peshmerga agar bisa masuk ke Kobani. Tanpa koordinasi, tambahnya, penyebrangan ke Kobani akan mustahil. Apalagi militan ISIS menyerang Kobani dari tiga arah.

ISIS menyerang Kobani sejak September lalu. Mereka sukses merebut lusinan desa di pinggiran Kobani.

Sebelum ini, Menlu Turki sempat mengatakan bahwa pihaknya akan mengizinkan pasukan Kurdi Irak melewati perbatasannya. 

Tapi pernyataan itu ternyata tak segera terujud karena kesesokan hariny, Mevlut Cavusoglu menyatakan kalau Peshmerga "belum menyebrang ke Kobani lewat Turki" dan 'isu ini masih dibicarakan". 

ISIS Rebut Dua Desa di Bukit Sinjar



Mereka merebut desa itu dari para relawan Yazidi yang sudah menjaga wilayah tersebut sejak dua bulan lalu.


Di bawah cuaca buruk dan pasokan senjata yang menipis, relawan Yazidi terpaksa mundur dan berlindung di sebuah tempat ibadah Sharfadin. 

"Kami hanya punya sedikit amunisi dan mereka terus bergerak maju," kata salah satu relawan Khalil Qassim Shesho, 44 tahun, yang terjebak di Sharfadin, seperti dilansir Washington Post. 

Ia melanjutkan "Saya dapat melihat lima Humvee [kendaraan lapis baja] tanpa menggunakan binocular. Kami butuh pesawat!"

Meski pada Agustus lalu, Obama mengesahkan serangan udara di Irak tapi serangan tampaknya tak mampu menghentikan gerak ISIS.

Arab Saudi Jatuhkan Hukuman Mati Bagi Pengunjuk Rasa



Arab Saudi sekali lagi menghukum mati pengunjuk rasa atas tuduhan berpartisipasi dalam demonstrasi anti-rezim dan melawan terhadap kode keamanan kerajaan.

Sebuah pengadilan tinggi di Riyadh pada Selasa, 22/10/14, mengelurakan putusan hukuman mati kepada dua pengunjuk rasa dan hukuman penjara 12 tahun untuk individu ketiga, demikian Saudi Press Agency melaporkan tanpa menyebut nama-nama terdakwa.

Hukuman tersebut dikeluarkan untuk memperjelas bahwa putusan itu diterbitkan sebagai bentuk jera kepada orang lain.

Dalam laporan Kantor Berita Saudi, para pengunjuk rasa itu juga dituduh berpartisipasi dalam pawai dan demonstrasi yang menyebabkan kerusuhan di Awamia, sebuah desa yang terletak di wilayah al-Qatif di Provinsi Timur Arab Saudi.

"Meneriakkan slogan-slogan yang memusuhi negara dengan maksud melanggar keamanan dan menggulingkan rezim, melancarkan serangan terhadap pasukan keamanan Saudi dan mengambil obat-obatan dari apotek juga di antara tuduhan yang dibuat terhadap para pengunjuk rasa."

Putusan terbaru itu diberlaukan setelah ulama Syiah Saudi, Sheikh Nimr Baqir al-Nimr, dijatuhi hukuman mati di Pengadilan Pidana Khusus di ibukota Saudi pada tanggal 15 Oktober lalu.

Amnesty International menyebut hukuman mati bagi Sheikh Nimr sangat "mengerikan," dan mengatakan putusan itu harus dibatalkan karena dimotivasi politik.

Saudi Arabia mendapat kecaman dari berbagai organisasi hak asasi manusia internasional, yang mengkritik karena gagal mengatasi situasi hak asasi manusia yang mengerikan dalam kerajaan. Para kritikus mengatakan, negara monarki absolut itu menunjukkan toleransi nol terhadap perbedaan pendapat.